SMK dan Akademi TGJ Mulai Dibangun
Akan Habiskan Rp4 Miliar, di Atas Tanah 1,1 Ha CIREBON – Unswagati telah menyiapkan sekoci menyambut alih status menjadi PTN. Ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan SMK dan akademi Tunah Gunung Jati, Kamis (2/8). Tampak hadir Rektor Unswagati, Dr H Djakaria Machmud SE SH MSi, Pembinan Yayasan Unswagati Letjen Purn TNI Kuntara, Drs H Zaenal Arifin Mansyur, Ketua Yayasan Unswagati Asep Jazuli, serta jajaran civitas akademika Unswagati. Djakaria menyebut, pendirian SMK dan Akademi Tunas Gunung Jati dibangun di atas tanah seluas 1,1 hektare. Sebagai upaya membantu dosen-dosen yang tidak memungkinkan untuk mengajar lagi, ketika Unswagati beralih menjadi PTN. Karenanya, Yayasan Unswagati berusaha mencarikan solusi tepat dengan membuat SMK dan Akademi Tunas Gunung Jati. Menurut Djakaria, meski tak mudah melepas aset Unswagati ke negara, apalagi nilai asetnya saat ini mencapai Rp100 miliar, tapi yayasan berpandangan untuk kepentingan pendidikan generasi muda bangsa. Tidak mudah melakukan itu, tapi berkat kekompakan dari yayasan dan Unswagati, akhirnya semua berjalan lancar. “Tidak mudah memang harus melepaskan aset yang mencapai Rp100 miliar kepada negara,” terangnya. Pembangunan gedung SMK dan akademi ini, kata Djakaria, dilaksanakan bertahap. Mulai gedung sekolah SMK, gedung akademika, dan terakhir dibangun SMA. Pembangunan gedung ini bahkan direncakan akan menghabiskan anggaran sekitar Rp4 miliar. Ia menjelaskan, SMK Tunas Gunung Jati rencananya akan membuka jurusan akuntansi, komputer, keperawatan, otomotif ringan dan otomotif berat. Begitu juga dengan Akademi Tunas Gunung Jati juga akan membuka program studi keperawatan, akuntansi komputer, perhotelan, kebidanan, dan keperawatan. Sementara, Pembinan Yayasan Unswagati Letjen Purn TNi Kuntara mengatakan, keberadaan SMK Tunas Gunung Jati harus berbeda dengan SMK lain. Jangan sampai image SMK sekolahnya anak tawuran. Tidak boleh terjadi di SMK Tunas Gunung Jati. Kalau ada yang terlibat tawuran harus diberi sanksi, dikeluarkan dari sekolah. “Harus punya nilai lebih dibandingkan sekolah lain,” pungkasnya. (abd/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: