Temukan Keganjilan di Pelebaran Jl Cipto MK
KESAMBI - Proyek pembangunan sepertinya menjadi tambang emas bagi sebagian oknum. Anggota DPRD Kota Cirebon mencium gelagat aneh dalam pelebaran Jl Cipto MK. Dalam tinjauan pembangunan saat reses anggota DPRD Dapil 2, ditemukan sejumlah keganjilan. Misalnya batu pondasi yang digunakan, seharusnya batu pecah mesin 57, namun kontraktor menggunakan batu blondos. Sontak, hal itu membuat anggota DPRD kaget. Anehnya lagi, saat hendak menanyakan pada pengawas, anggota DPRD dapil 2 tersebut tidak menemukan pengawas di sekitar proyek. Ketua rombongan reses Dapil 2, Lili Eliyah mengatakan, bila tetap menggunakan batu blondos, jelas kualitas jalan tidak akan bertahan lama. \"Ada keganjilan proyek itu. Batu yang digunakan itu harusnya kan batu pecahan, agar kuat. Kalau yang digunakan batu blondos, jelas akan ruang dan saat ada tekanan, pasti akan ambruk,\" ujarnya di sela-sela reses, Senin (6/8). Lili menilai, apabila hal ini terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan proyek pelebaran Jl Cipto MK ini akan bernasib sama dengan proyek pemuda 1 dan 2, yang berujung pada kejaksaan. \"Saya melihatnya seperti itu, karena saat kami mau minta keterangan juga tidak ada pengawas. Bagaimana proyeknya mau bagus kalau pengawas saja tidak ada? Yang saya takutkan nantinya seperti pemuda 1 dan 2,\" tukasnya. Anggota DPRD lainnya, Hendi Nurhudaya juga menjelaskan, penggunaan batu blondos tidak tepat dalam proyek pelebaran jalan. \"DPUPESDM harus segera mengambil langkah cepat. Hal-hal seperti ini jangan dibiarkan,\" tukasnya. Dikonfirmasi, Kabid Bina Marga DPUPESDM, Imas Maskanah ST SSos MM mengatakan pihaknya sudah mengetahui keganjilan itu. Karena, sebelum anggota DPRD melakukan reses, dirinya sudah melakukan peninjauan. \"Saat saya tahu, langsung saya tegur. Tadi pagi ibu sempat turun sebentar (meninjau, red) dan saya sudah suruh kontraktor untuk dibongkar lagi,\" ujarnya. Dalam RAB, kata dia, batu yang harus digunakan adalah batu pecah mesin 57. Sementara, yang dipasang oleh kontraktor adalah batu blondos, dan itu jelas akan mempengaruhi kualitas proyek. \"Kalau seperti itu jelas tidak akan kuat. Maka dari itu saya sudah minta kontraktor untuk membongkarnya,\" lanjutnya. Ditanya tentang pengawas yang tidak ada di tempat, Imas menjelaskan kalau saat ini, pengawas sebenarnya ada. Dan saat itu, pengawas sedang berada di Jalan Sasana Budaya. \"Karena proyek ini kan cukup panjang. Tapi pengawas itu juga sudah saya tegur, karena kalau kontraktor itu biasa seperti itu, saat pengawasan lemah, begitu. Makanya kami akan perketat pengawasan,\" tukasnya mengakhiri perbincangan. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: