Beras Subsidi Mengalir ke 23 Perusahaan
JAKARTA - Kasus beras subsidi oplosan ternyata mengalir ke banyak perusahaan. Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mendeteksi setidaknya ada 23 perusahaan yang menikmati beras subsidi yang diimpor untuk menstabilkan harga dengan operasi pasar. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya mengatakan bahwa dari pendalaman itu diketahui memang ada 23 perusahaan yang menerima beras subsidi. “Ini sesuai data yang ada di Bulog,” terangnya. Saat ini pemeriksaan terhadap 23 perusahaan itu sedang dilakukan. Namun, yang kemungkinan 23 perusahaan itu juga tidak bekerjasama dengan Bulog. “Kami harus pastikan itu,” jelasnya. Menurutnya, penyidik perlu mendalami dari mana 23 perusahaan ini mendapatkan beras subsidi. Serta, apakah beras itu dijual sesuai dengan peruntukannya. “Kalau tidak ya, kami proses,” paparnya. Hingga saat ini telah diketahui bahwa beras bersubsidi itu disimpan di 41 titik gudang. Puluhan gudang itu berasal dari 23 perusahaan tersebut. “Kalau yang sebelumnya hanya gudang PT DSU, sekarang semuanya,” ujarnya. Sementara Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan bahwa keterlibatan dari oknum akan terus ditelisik, mengingat memang baru ada satu tersangka dari Bulog. “Bisa jadi ada yang lain, tergantung bukti yang ditemukan,” jelasnya. Yang paling utama, lanjutnya, saat ini Bareskrim berupaya mengembalikan semua beras bersubsidi tersebut. Sehingga beras itu tetap bisa dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. “Kami kejar semua berasnya dimana saja,” tegasnya. Dia menegaskan, kalau memang ada beras yang telah terjual, tentu bisa dikenakan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Sehingga, uang hasil kejahatan itu bisa diambil dan kerugian negara bisa dikembalikan. “Ditelusuri uang hasil penjualan beras subsidi itu kemana saja,” terang jenderal berbintang tiga tersebut. Sebelumnya, Bareskrim mengungkap kasus beras subsidi yang dioplos dengan beras Palem Mas. Beras Subsidi itu harganya 7.000 dicampur dengan Palem Mas yang berharga Rp11 ribu. Setelah dioplos, beras itu dijual dengan harga Rp11 ribu. Praktis, pengoplos untung Rp4 ribu per kilo. (idr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: