The Well Dibangun dari Kulit Kuaci
Perjalanan Hari Kedua Rombongan DBL Indonesia All-Stars di Amerika Serikat ’’ADA sekitar 3.500 pohon di kompleks kampus ini. Setiap pohon memiliki nomor penanda,’’ jelas Katy Richardson, salah seorang staf komunikasi dan humas California State University, Sacramento (Sacramento State), kemarin. ’’Sampai saat ini, saya belum tahu di mana pohon yang memiliki nomor urut pertama,’’ canda Katy. *** Selepas makan siang kemarin (8/11) waktu Amerika Serikat, tim Honda DBL Indonesia All-Star 2016 berkunjung ke kampus yang kondang dengan nama Sac State itu. Kampus yang memiliki berbagai macam fasilitas mewah dan canggih ini dulu merupakan tempat Direktur Utama PT DBL Indonesia Azrul Ananda berkuliah. Tur dimulai dengan mengunjungi beberapa gedung dan ruangan-ruangan penting. Ada Solano Hall, Sacramento Hall, Yosemite Hall, dan lain-lain. Menurut Katy, setiap ’’hall’’ diberi nama dari nama-nama wilayah (county) di Negara Bagian California. Mendapat tamu para pelajar dan atlet terbaik dari Indonesia, Katy memilih untuk menunjukkan fasilitas-fasilitas olahraga yang dimiliki Sacramento State. Fasilitas-fasilitas gedung kesenian atau pertunjukan hanya dikenalkan sambil lewat. Katy bersemangat menjelaskan ketika rombongan DBL All-Star berhenti di hamparan lapangan luas. Lapangan tersebut adalah tempat berlatih tim American Football Sacramento State. Tempat pemberhentian lain adalah lapangan basket indoor. Saat dikunjungi, lapangan itu digunakan berlatih oleh tim putrid. ’’Tim putri Hornets (tim basket) memegang rekor jumlah tembakan tiga angka terbanyak dalam satu pertandingan NCAA,’’ seloroh Katy. ’’Ada 25 kali tembakan tiga angka yang masuk. Tapi, saya tidak ingat kapan tahunnya,’’ imbuhnya. Fasilitas yang paling menarik adalah sebuah gedung canggih bernama ’’The Well’’. Sebuah fasilitas kebugaran supermodern. Fasilitas itu bisa digunakan setiap mahasiswa dengan gratis. Para pegawai dan alumnus mendapat potongan harga khusus. Ditawarkan pula beberapa program kebugaran dengan harga yang sangat murah untuk menjadi anggota. ’’Hanya USD 3,’’ jelas Katy. Bangunan The Well didirikan dengan material-material daur ulang. Gedung canggih tersebut dirancang sedemikian rupa agar sangat-sangat hemat energi. Lantai bangunan dibuat dari keramik yang dicampur limbah pecahan-pecahan botol. Dinding bangunan juga dibuat dari material kulit kuaci. The Well (dari kata wellness atau kesehatan jasmani dan rohani) berisi fasilitas untuk berbagai kebutuhan kesehatan dan kebugaran bagi warga kampus. Mulai apotik, dokter gigi, dan beberapa pelayanan kesehatan lain. Bagian utamanya adalah fasilitas-fasilitas kebugaran seperti fitness center, jogging track indoor, beberapa lapangan basket indoor, serta tembok untuk rock climbing. Terletak di sebelah stadion football (bangunan lama) dan lapangan ekstra untuk latihan, semua alat di The Well menggunakan teknologi mutakhir. Alat-alat di ruangan cardio, misalnya, memiliki dua fungsi. Pertama, tentu saja membantu pemakainya membakar kalori. Kedua, semua gerakan yang dilakukan di atas alat-alat cardio menghasilkan daya listrik yang kemudian disimpan dan digunakan untuk kebutuhan gedung The Well sendiri. Canggih!. ’’Sayang sekali, kita tidak boleh mencoba fasilitas itu. Padahal, saya sangat ingin,’’ ungkap guard DBL All-Star Jason Lie Santoso dari SMA Bukit Sion Jakarta. Rasa penasaran Jason dijawab dengan bijak oleh Katy. ’’Kami bukan tidak ingin memberikan kesempatan mencoba. Kami khawatir kalian malah celaka karena tidak ada instruktur,’’ jelasnya. Kunjungan kemudian berakhir di Hornet Bookstore, toko oleh-oleh yang berisi baju, sweater, tas, dan pernak-pernik lain khas Sacramento State University. ’’Fasilitas-fasilitasnya sangat luar biasa,’’ ujar Taufik Shaleh, head coach tim putra. ’’Saya jelas tidak akan kuliah di sini. Tetapi, semoga kelak anak saya ada yang jadi mahasiswa di sini,’’ imbuhnya. (*/c5/nur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: