BMKG Ingatkan Masyarakat, Waspadai Cuaca Ekstrem

BMKG Ingatkan Masyarakat, Waspadai Cuaca Ekstrem

JAKARTA – Masyarakat harus kian mewaspadai cuaca ekstrem. Hujan lebat dan angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir diperkirakan berlanjut dengan intensitas yang lebih tinggi. Kepala Subbidang Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko menjelaskan, cuaca ekstrem akan diwarnai curah hujan lebat, thunderstorm (sambaran petir), dan angin kencang. ”Ini berpotensi meningkatkan kejadian bencana,” ujarnya. Menurut Harry, BMKG sudah melakukan pemetaan cuaca dengan tiga kategori, yakni hujan lebat, thunderstorm, dan angin kencang. Dia menyebutkan, hujan lebat berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Sumatera seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, dan Lampung. Begitu pula halnya untuk mayoritas daerah di Jawa, Kalimantan, dan Papua. Wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur diprediksi mendapat guyuran hujan cukup lebat. ”Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua Barat, dan Papua juga demikian,” sebutnya. Hujan lebat di sebagian wilayah tersebut juga disertai petir dan angin kencang. Misalnya di Aceh, Sumatera Selatan, Jogjakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. ”Wilayah lain yang diprediksi mengalami thunderstorm adalah Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Jabodetabek, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua,” paparnya. Menurut Harry, hujan lebat di sebagian besar wilayah Sumatera bagian tengah dan selatan, Jawa, Kalimantan bagian barat dan utara, Papua Barat, serta Papua harus mendapat perhatian ekstra. ”Ancaman terjadinya genangan banjir dan longsor cukup besar,” tuturnya. Merespons peringatan tersebut, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memastikan bahwa pihaknya sudah melakukan antisipasi dan persiapan mulai September 2016 hingga April 2017. Koordinasi bersama badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) juga terus diperkuat. Terutama untuk penanganan bencana hidrologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung. Tim reaksi cepat BNPB dan BPBD pun selalu disiapkan untuk bergerak jika sewaktu-waktu terjadi bencana. ”Posko diaktifkan 24 jam 7 hari untuk memantau bencana. Peringatan dini juga lebih ditingkatkan,” ujarnya. Sutopo menambahkan, masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaan. Sebab, ancaman banjir, longsor, dan puting beliung akan kian meningkat seiring cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Selain itu, lanjut dia, kepala daerah diminta mengevaluasi sistem drainase di wilayah masing-masing. Terutama di daerah-daerah yang selama ini menjadi langganan banjir. Sehingga upaya-upaya preventif bisa dimaksimalkan,” ucapnya. Sebagai informasi, sejak Januari hingga akhir Oktober 2016, BNPB mencatat adanya 1.692 bencana hidrologi. Jumlah tersebut didominasi banjir dengan 639 kejadian, disusul puting beliung (536) dan tanah longsor (464). (mia/c9/owi/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: