Timnas Indonesia, Tak Berdaya Hadapi Penolakan Klub

Timnas Indonesia, Tak Berdaya Hadapi Penolakan Klub

JAKARTA - Kalau saja PT GTS (Gelora Trisula Semesta) bisa bersikap tegas, opsi buat pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl untuk memilih pemain bakal lebih banyak. Faktanya, operator Torabika Soccer Championship (TSC) itu seperti tak berdaya menghadapi penolakan klub. Terutama jika pemainnya dipanggil untuk mengikuti  pemusatan latihan (TC) timnas proyeksi Piala AFF 2016. Contohnya kiper Jandia Eka Putra, yang tidak dilepas oleh Semen Padang ke TC timnas. Direktur kompetisi dan regulasi PT GTS, Ratu Tisha Destria mengatakan, mereka tidak bisa memberikan sanksi kepada manajemen Semen Padang.  “Karena tidak tertulis dalam kode disiplin maupun regulasi kompetisi,” kata Tisha. Menurutnya, masalah lepas atau tidak dilepasnya pemain yang dibutuhkan timnas, merupakan  masalah internal manajemen klub. Artinya, semuanya dikembalikan good will dari setiap klub. “Pada akhirnya kami kembalikan semuanya kepada kebijakan tiap-tiap klub,” tegasnya. Apa yang disampaikan oleh Tisha tersebut seakan-akan mengaburkan kebijakan yang pernah mereka keluarkan September lalu. Ketika itu, GTS menyebutkan, setiap pemain peserta TSC yang sudah masuk dalam list pemain Timnas proyeksi Piala AFF 2016, wajib bergabung bila dibutuhkan timnas. Jika ada klub yang sengaja tak mau melepas, klub tersebut tak boleh memainkan pemain yang bersangkutan di TSC sepanjang pemusatan latihan timnas berlangsung. Kebijakan itu dikeluarkan oleh direktur PT GTS Joko Driyono, ketika PBFC tidak mengizinkan kiper utama mereka Dian Agus  bergabung ke timnas. Saat diingatkan dengan adanya kebijakan Joko Driyono tersebut,Tisha tidak bisa berkutik. “Tunggu sebentar ya, saya masih mau mempelajarinya dulu,” kilah perempuan yang masih lajang itu. (ben/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: