MotoGP, Lebih Gampang Tiru Rider Senior

MotoGP, Lebih Gampang Tiru Rider Senior

VALENCIA - Selalu ada yang terkaget-kaget dengan power motor MotoGP. Apalagi jika rider tersebut datang dari kelas Moto2. Tahun depan ada empat rookie yang datang dari kelas 600 cc tersebut. Untuk kali pertama dalam uji coba pra musim MotoGP di Valencia pertangahan pekan lalu para rookie merasakan sangarnya mesin motor kelas premier tersebut. Dua rider jebolan Moto2 yang akan menjadi rekan satu tim di Yamaha Tech 3 musim depan, Jonas Folger dan Johan Zarco, merasakan kedahsyatan mesin 1000 cc tersebut. \'\'Motor yang luar biasa, power besar, bahkan lebih dari yang aku bayangkan,\'\' ucap Folger dilansir Crash. Di sisi lain, dia merasa motor MotoGP jauh lebih stabil dan nyaman ditunggangi. Folger finis di urutan 10 dalam daftar rider tercepat secara keseluruhan di Valencia. Catatan waktu terbaiknya adalah 1 menit 30,948 detik. Selisihnya 0,973 detik di belakang Maverick Vinales (Movistar Yamaha) yang menjadi rider tercepat. Atu lebih cepat dari rekan setimnya, sekaligus juara dunia Moto2 dua musim terakhir Zarco. Folger juga memanfaatkan kesempatan itu untuk belajar dari rider-rider senior seperti Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. \'\'Aku sempat membuntuti Jorge (Lorenzo) dan itu sangat menarik. Aku bisa melihat perbedaan besar tentang bagaimana dia membalap. Dia sangat smooth dan itulah hal yang masih harus aku pelajari,\'\' akunya. Rider 23 tahun tersebut selalu diingatkan oleh kepala mekaniknya untuk menjadi membalap dengan gaya smooth. Mengerem lebih lambat dan membuka gas lebih awal. Namun itu sangat sulit dipraktikan dengan motor MotoGP. \'\'Caramu menyentuh gas, melakukan pengereman dan membuka kembali rem sama sekali berbeda dengan Moto2 atau Moto3,\'\' jelasnya. Rider Jerman itu juga menyebut motor MotoGP membutuhkan otot lebih kuat untuk mengendalikannya. Lengannya terasa sakit setelah menjajal YZR M1 di hari pertama uji coba Valencia. Untuk itu, dia akan menggenjot latihan fisik sepanjang musim dingin sebelum benar-benar bertarung satu musim penuh tahun depan. Rekan satimnya Zarco mematok target tak terlalu muluk di tes pra musim pertamanya. Yakni tidak crash dan finis dalam jangkauan satu detik di belakang rider tercepat. Keduanya tercapai. Rider Prancis tersebut finis di posisi 13 dengan catatan waktu terbaik 1 menit 31,015 detik. Berselisih 1,040 detik dari Vinales. Fokus uji coba adalah mempelajari karakter ban Michelin. Seluruh karirnya di grand prix menunggang motor dengan ban Dunlop yang berbeda dengan Michelin. \'\'Sangat berbeda cara pendekatannya. Penting untuk terus menemukan limit ban pada hari kedua. Hasilnya aku mulai nyaman dan rileks di atas motor. Bahkan saat menggunakan ban bekas,\'\' terangnya. Zarco juga menyebutkan bahwa pergantian venue uji coba ke Jerez menjadi penting. Sirkuit Ricardo Tormo dianggapnya terlalu pendek untuk motor MotoGP. Dengan karakter sirkuit berbeda pada uji coba pekan depan Zarco berharap ada kemajuan yang bisa dicapai. \'\'Targetku akan memperpendek jarakku dengan rider-rider di depan. Aku juga belajar dari Jorge dan Valentino di Valencia sehingga saat ini aku punya lebih banyak referensi,\'\' terusnya. Rookie ketiga musim depan adalah Alex Rins yang langsung mendapat kesempatan menunggangi motor tim pabrikan Suzuki. Sayang runner-up Moto2 musim 2016 itu mengalami kecelakaan cukup parah di hari kedua dan harus absen di tes kedua pra musim di Jerez pekan depan. Rins kehilangan kontrol roda depannya di Tikungan 12. Meski kondisinya tidak parah, rider 20 tahun tersebut mengalami retak pada tulang punggung T8 dan T12. Dibutuhkan satu bulan untuk proses pemulihan. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: