Harga Garam Anjlok, Petani Merugi
RUGI: Petani garam merugi di tengah hasil panen yang melimpah, kemarin. Harga garam anjlok hingga Rp400/kg.-istimewa-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM -Petani garam di Kabupaten Cirebon merugi. Pasalnya, harga garam tiga bulan terakhir anjlok, hingga Rp400/kg. Padahal, sebelumnya harga garam di angka Rp600 hingga Rp800/kg.
Petani garam Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan, Ismail Marzuki, mengungkapkan bahwa harga garam saat ini berada di titik terendah yakni Rp400/kg. Kondisi ini pun membuat petani kesulitan untuk menutupi biaya operasional, apalagi mendapatkan keuntungan.
“Dengan harga serendah ini, kami kesulitan menutupi biaya operasional, apalagi mendapatkan keuntungan. Informasinya, harga Rp400/kg itu akan turun lagi,” ujar Ismail kepada Radar Cirebon, Selasa (3/9).
Menurutnya, harga Rp400/kg pun masih belum bersih. Sebab, petani garam harus membayar upah kuli panggul. Upah kuli panggul ini dari lahan produksi ke tempat penimbang sendiri, per karung ukuran 50 kg antara Rp6-7 ribu, tergantung jarak.
BACA JUGA:SBH Siap Kerahkan Massa untuk Mendukung Eti-Suhendrik di Pilwalkot Cirebon
“Kalau di blok sini upah kuli panggul perkarung Rp6 ribu. Tapi kalau di blok lain yang agak jauh katanya sampai Rp7 ribu per karung,” terangnya.
Senada disampaikan, petani tambak lainnya, Wawan. Menurutnya, harga garam selama ini ditentukan oleh para tengkulak.
Mayoritas petambak sejak dulu punya sangkutan dengan para tengkulak. Alhasil, mereka menjual hasil panen garam ke tengkulak yang bersangkutan.
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena harga yang menentukan penimbang (tengkulak, red). Sudah biasa kalau sudah banyak garam atau panen raya seperti sekarang ini, penimbang langsung menurunkan harganya,” katanya.
Diakuinya, selama panen petambak garam belum pernah merasakan harga yang tinggi saat panen raya tiba.
BACA JUGA:Penyebab Kebakaran Pabrik Tahu di Jalaksana Kuningan, Ketika Pemilik Kembali Api Sudah Membesar
Meski lima tahun lalu, harga garam sempat di angka Rp4 ribu/kg. Namun, saat musim penghujan, stok garam di gudang milik petambak habis. Pada saat itu, petani garam tidak bisa memproduksi lantaran cuaca yang tidak mendukung.
“Pernah juga saat musim hujan, harga garam mencapai Rp6 ribu/kg. Itu pun hanya beberapa stok garam di gudang milik penimbang. Tapi saat kembali memasuki musim kemarau dan kita sudah bisa produksi garam, harganya malah anjlok lagi seperti sekarang ini,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, luas lahan garam di Kabupaten Cirebon yang diolah sebanyak 1.557,75 hektare dari potensi lahan yang ada seluas 3.140,00 hektare.
Adapun rincian lahan garam yang telah diolah para petani garam di Kabupaten Cirebon ini tersebar di berbagai kecamatan. Yakni di Kecamatan Pangenan dengan luas lahan garam 800 hektare yang berada di Desa Ender, Pangenan, Bendungan, Rawaurip, Pengarengan, dan Astanamukti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: