Yusuf Indra Jaya, Founder Cirebon Violin Community; Sukarela Ajarkan Biola, Ingin Ada Ruang Publik untuk Bermu

Yusuf Indra Jaya, Founder Cirebon Violin Community; Sukarela Ajarkan Biola, Ingin Ada Ruang Publik untuk Bermu

Instrumen freestyle mengalun dari gesekan dawai biola pria berkamata itu. Gestur dan ekspresi saat bercengkerama dengan biolanya mempertegas lagu yang dibawakan, menjadi suguhan yang energik dan hidup. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon BIOLA itu menarik. Untuk mempelajarinya tidak akan pernah puas. Itulah kalimat yang diutarakan Yusuf Indra Jaya, Violinist muda saat berbincang dengan wartawan koran ini. Yusuf adalah salah satu pemain alat musik violin atau yang lebih dikenal biola. Biola menjadi tempat berlabuh Yusuf dalam bermusik. Melalui biola, ia merasa musik dapat mengalir langsung ke dalam tubuh melalui gesekan-gesekan senarnya. Berbeda dengan ketika ia bernyanyi atau bermain piano, suara yang dihasilkan oleh biola dapat lebih masuk ke dalam jiwa dan memberikan emosi yang berbeda. \"Biola menurutku punya karakter sendiri. Setiap kita main, badan bisa ikut bergetar dan kita merasakan semua resonansi suaranya, membuat kita menyelam dalam musiknya, pake feel,\" ujarnya. Jalanan kini ada ruang baru bagi pria 23 tahun itu untuk berekspresi. Ia datang dari satu tempat ke tempat lain seperti warung makan dan cafe-cafe pinggir jalanan Kota Cirebon. Tak ada rasa gengsi. Yusuf menggesek dawai biolanya untuk menghibur siapa saja. Dari empat tempat di pinggir jalan saja, Yusuf bisa mendapatkan Rp50 ribu. \"Pernah juga tampil di cafe-cafe dan hotel. Tapi tiap harinya kalau gak ada job pasti keliling, kenapa harus gengsi. Kalau gengsi, kita gak akan berkembang. Karena yang tau dan menilai karya kita itu orang lain,\" ungkapnya. Bukan sehari atau sebulan Yusuf berkenalan dengan biola. Ia sudah mempelajari alat musik ini sejak usianya belia secara otodidak. Belajar dengan para seniman, sesama pecinta biola dari Bandung hingga Jakarta. Yusuf memilihi hijrah ke Cirebon dengan alasan mencari sesuatu yang baru. Tak hanya itu, ia ingin berbagi ilmunya untuk masyarakat Cirebon yang berminat terhadap biola. Karena selain sebagai pemain biola jalanan, ia juga mengajarkan les privat kepada beberapa anak muda Cirebon dari pintu ke pintu. Ia juga menyediakan biola untuk belajar bersama. \"Cirebon memang belum seperti kota-kota lain. Pemain biola masih sangat sedikit di sini, makanya saya coba sharing dan belajar bareng sama siapapun yang mau,\" katanya. Sebagai seniman, ia selalu gelisah memikirkan seni musik di Indonesia dan meng-explore berbagai bentuk bunyi baru, khususnya dari biola. Untuk menjawab kegelisahannya itu, Yusuf juga sering berdiskusi dengan para peminat biola lewat komunitas Cirebon Violin Community. \"Kalau mau langsung belajar memang agak lama prosesnya, tapi setidaknya lewat komunitas kita bisa sharing,\" tuturnya. Ketertarikan anak muda terhadap musik sayangnya kurang didukung dan diperhatikan oleh pemerintah. Contohnya, Cirebon tidak memiliki tempat atau ruang publik seperti taman yang memadai. \"Ya mudah-mudahan aja ada semacam taman atau ruang publik untuk komunitas-komunitas untuk meng-explore dan berkarya,\" harapnya. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: