Laga di Liga Champions Susah Cari Lawan Mudah

Laga di Liga Champions Susah Cari Lawan Mudah

MOENCHENGLADBACH - Manchester City tertahan 1-1 dari Borussia Moenchengladbach. City pun tidak bisa mengejar Barcelona sebagai juara dari Grup C. Namun, Josep Guardiola tidak merasa kecewa dengan pencapaian anak asuhnya yang hanya mampu lolos dari fase grup dengan status sebagai runner-up. Sebaliknya, dilansir Daily Mail, Guardiola gembira begitu Pablo Zabaleta dkk lolos ke babak 16 besar dengan status sebagai runner-up grup. \"Setidaknya dalam fase selanjutnya kami tidak berhadapan dengan Bayern Muenchen,\" sebut mantan der trainer Bayern musim lalu itu. Sama dengan City, Bayern juga lolos sebagai runner-up Grup D. Senasib dengan City. Pada matchday kelima, Kamis dini hari kemarin WIB (24/11) Bayern juga gagal menang. Bahkan Die Roten –julukan Bayern– harus mendapat kekalahan yang pertama kali atas klub wakil Rusia di Olimp-2, Rostov-on-Don. Sesuai dengan aturan, baik City ataupun Bayern disebut sebagai tim non unggulan karena jadi runner-up grup. Sedangkan klub yang jadi juara grup disebut sebagai tim unggulan. Nantinya, dalam drawing 16 besar yang berlangsung di Nyon, Swiss, 12 Desember mendatang, klub dengan non unggulan bertarung melawan klub unggulan. Selain itu, klub dari grup yang sama dan satu bendera asosiasi sepak bola tidak akan saling berhadapan. \"Saya rasa bukan hanya saya (yang senang), Bayern pun pasti merasa beruntung jadi runner-up grup,\" imbuh pelatih yang dua kali membawa Barcelona juara Liga Champions itu. Mengapa Guardiola menyebut kata beruntung? Karena, hingga fase grup menyisakan satu matchday lagi, klub-klub pemilik posisi runner-up bukan klub mudah. Mereka lebih layak untuk jadi klub unggulan ketimbang non unggulan. Selain City dan Bayern, juara bertahan musim lalu Real Madrid juga lolos ke fase knockout sebagai runner-up Grup F. Asal, di matchday terakhirnya menjamu Borussia Dortmund sebagai pemuncak klasemen sementara Grup F, 8 Desember mendatang, mereka tidak menang. Minimal imbang. Kalau City, Bayern, dan Real lolos sebagai runner-up grup, maka tidak ada lawan mudah untuk klub-klub unggulan. Barcelona dan Atletico Madrid bisa bentrok langsung dengan City atau Bayern di 16 besar. Juventus juga berpeluang menghadapi satu di antara City, Bayern, dan Real tanpa menunggu perempat final. Apalagi, tim kejutan seperti Leicester City. Claudio Ranieri pun bakal sulit memilih ingin lawan siapa di 16 besar nanti. \"Padahal, empat tahun terakhir fase knockout pertama (16 besar, red) sedikit lebih mudah. Apalagi bagi tim juara grup. Tensinya meninggi begitu memasuki perempat final. Pada musim ini, semua lawan tidak ada yang mudah, dan semua bisa terjadi. Kami hanya bisa menunggu drawing-nya lalu tahu mau lawan siapa kami,\" bebernya. Ya, melihat dari statistik sepanjang histori Liga Champions, rata-rata juara grup memiliki jalan mudah di fase knockout. Persentasenya untuk dapat mencapai babak final dan mengangkat Si Kuping Besar –sebutan trofi Liga Champions– pun lebih tinggi ketimbang klub yang memulai fase grupnya dengan lolos sebagai runner-up. Peluang klub runner-up untuk mencapai final bahkan hanya 1 berbanding 3. Pasalnya, hanya 7 klub juara Liga Champions yang menjadi juara setelah hanya finis sebagai runner-up fase grup. Fase grup baru diterapkan kali pertama pada Liga Champions 1993-1994. Klub runner-up fase grup paling baru yang bisa memenangi final adalah Inter Milan pada edisi 2009-2010. Dalam prediksinya, Metro menyebut, ada empat klub lain yang bisa menjadi ganjalan juara grup jika lolos pada matchday terakhir. Napoli sebagai runner-up Grup B, Porto dari Grup G, Sevilla bakal mengikuti Juventus lolos ke 16 besar dari Grup H. Sedangkan, Arsenal yang harus menentukan target apakah sebagai juara atau runner-up Grup A. Kecuali Napoli, tiga klub yang terakhir disebut bersaing di top four liga domestiknya masing-masing. Selain itu, di fase grup mereka hanya sekali menelan kekalahan. Dikutip Eurosport, Arsene Wenger sebagai nahkoda The Gunners –julukan Arsenal– mengakui jika klubnya membidik posisi pemuncak klasemen Grup A. Dengan seperti itu, Laurent Koscielny dkk hanya bisa berharap Paris Saint-Germain (PSG) di laga terakhirnya terpeleset dari Ludogorets Razgard. Yang jadi masalah, laga tersebut berlangsung di Parc des Princes, kandang PSG. Sudah 12 tahun PSG belum pernah kalah di kandang sendiri. Di saat yang sama, Arsenal bertandang ke kandang Basel. Sama-sama imbang, hanya menempatkan Arsenal sebagai runner-up. \"Adakah untungnya bagi kami jika lolos sebagai pemuncak klasemen grup? Keuntungannya, kami main di kandang sendiri di leg kedua. Jika kalian melihat klasemen sekarang, kalian tidak bisa menebak apakah itu (lolos dengan peringkat nomor 1 grup, red) penting atau tidak,\" tegasnya. Satu dekade terakhir, Arsenal langganan lolos ke 16 besar. (ren/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: