Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
KUNINGAN- Di hari ulang tahunnya yang ke-514, sejumlah capaian telah ditorehkan Pemerintah Kabupaten Kuningan. Salah satunya di bidang pertambangan dan energi, saat ini pemanfaatan potensi panas bumi (geothermal) berada pada tahap eksplorasi. Sesuai hasil survei Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, Kuningan memiliki potensi panas bumi sebesar 235 mega watt. Potensi tersebut, berada di tiga titik kawasan kaki Gunung Ciremai yaitu, Desa Pajambon, Desa Sangkanhurip, Kecamatan Cigandamekar dan Desa Ciniru, Kecamatan Jalaksana. Rencananya ketiga titik tersebut akan dijadikan lokasi pembangkit listrik tenaga panas bumi. Berbagai pencapaian kinerja pemerintahan, terlihat cukup menggembirakan. Di bidang pendidikan, wajib belajar pendidikan sembilan tahun tercapai, rata-rata lama sekolah (RLS) 2010, meningkat dari 8,48 menjadi 8,50 di tahun 2011. Angka melek huruf (AMH) juga meningkat dari 97,74 persen menjadi 97,78 persen. Indeks pendidikan dari 84,00 tahun 2010, menjadi 84,12 di tahun 2011. Pendidikan Kuningan pun menuai presatsi. Seperti raihan medali emas LKS bidang olahraga tingkat Nasional oleh tim SMKN 2 Kuningan dan tim hadang invitasi olahraga tradisional, peringkat 1 Nasional Adiwiyata Mandiri SMPN 1 dan SMPN 2 Pasawahan. Adiwiyata Nasional juga diraih SMAN 1 Cigugur dan SMAN 1 Kadugede. Nilai UN tertinggi Nasional tingkat SLTA direbut siswa SMAN 2 Kuningan, Triawati Oktavia, dan Tutor PAUD Desa Tembong dari SMAN 2 Kuningan. Selain itu, wakil Kuningan atas nama Nurhayati SPd juga dinobatkan sebagai tutor PAUD terbaik tingkat nasional. Bidang kesehatan, indeks kesehatan meningkat dari 76,26 di tahun 2010, menjadi 76,93 di tahun 2011. Itu berasal dari kontribusi program pengembangan kesehatan. Diantaranya, program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana Puskesmas/Puskesmas pembantu, program pelayanan kesehatan penduduk miskin, program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, program perbaikan gizi masyarakat dan program lainnya. Indikasi keberhasilan bidang kesehatan dengan meningkatnya angka harapan hidup (ahh) dari 70,76 pada tahun 2010, menjadi 70,79 pada tahun 2011. Kesehatan pun suskes meraih penghargaan Swasti Saba dari menteri kesehatan. Bidang pekerjaan umum tak kalah bangkit. Berbagai pembangunan insfrastruktur berceceran. Mulai pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan, irigasi dan sumber daya air, sarana pemerintahan, dan fasilitas umum lain. Ada juga pembangunan akses jalan lingkar timur (ruas Jalan Panawuan- Kedungarum-Terminal Tipe A Kertawangunan). Dari bidang sumber daya air, ada penyediaan sarana prasarana untuk sub sektor irigasi. Seperti pembangunan dan pemeliharaan waduk, situ, embung air, bendung, bangunan air, tebing sungai, dan saluran air. Ini untuk mewujudkan kabupaten lumbung air. Pembangunan rehabilitasi dan penataan infrastruktur pemerintahan, penyediaan air minum dan sanitasi, pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong juga dicapai dengan baik oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Termasuk pembangunan kawasan terpilih pusat pengembangan desa (LTP2D) dan penataan lingkungan permukiman kota (PLPK). Kemudian, program peningkatan ketahanan pangan, produksi pertanian dan perkebunan, penerapan teknologi pertanian, produksi hasil peternakan, dan budidaya perikanan pun menjadi ukuran keberahsilan bidang pertanian. Di bidang peternakan, telah tercapai pengembangan produktivitas ternak sapi, domba dan ayam. Prestasi yang diraihnya adalah penghargaan P2BN (peningkatan produksi beras nasional) di atas lima persen dari Presiden RI. Peningkatan fasilitas objek wisata, berpengaruh besar terhadap tingkat kunjungan wisatawan hingga 10,04 persen, atau dari 1.502.241 orang menjadi 1.653.147. Penataan destinasi wisata pun terus dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisata. Seperti penataan Objek Wisata Waduk Darma, Talaga Remis, Cipaniis dan Balong Dalem, dengan anggaran cukup memadai. Komitmen bidang lingkungan hidup tidak ketinggalan. Pemeliharaan hutan kota, pengurangan lahan kritis melalui kegiatan penanaman, pembiayaan pemerintah maupun swadaya masyarakat dilakukan dengan baik. Tahun ini, Kuningan pun dipercaya menangani program lahan kritis dan sumber daya air berbasis masyarakat (PLKSDA-BM) dari Ditjen Bangda Kemendagri. Lahan kritis yang direhabilitasi seluas 111,5 hektare, tersebar di sepuluh desa di enam kecamatan. Untuk menanggulangi kemiskinan, telah diberikan bantuan perlindungan sosial dan kelompok miskin kepada 72.919 rumah tangga miskin melalui pemberian Raskin, BLT, PKH dan Jamkesmas. Program pemberdayaan masyarakat di 32 kecamatan dalam bentuk bantuan langsung masyarakat melalui PNPM Mandiri perdesaan dan perkotaan dan lain-lain. Bidang koperasi memiliki prestasi tokoh koperasi tingkat nasional yang diraih oleh Ketua Koperasi Permata, Hj Entin Sutini. Sedangkan untuk tingkat provinsi diraih penghargaan tokoh koperasi oleh Ketua KUD Suka Mekar Cibingbin, H Chaerudin. Perkembangan perekonomian Kuningan secara umum mengalami peningkatan. Indikasinya, terukur dari laju pertumbuhan ekonomi daerah yang meningkat dari 4,99 persen tahun 2010, menjadi 5,49 persen di tahun 2011. Indikasi positif perkembangan perekonomian daerah lain bisa dilihat dari daya beli yang meningkat dari 549.100 rupiah tahun 2010, menjadi 551.320 rupiah tahun 2011. Berdasarkan data BPS tahun 2010, terjadi penurunan persentase tingkat pengangguran dari 5,17 persen menjadi 4,61persen. Urusan penanaman modal juga ikut mendongkrak pencapaian Kuningan bangkit. Tahun 2011, telah terlayani pengurusan perijinan investasi dan noninvestasi sebanyak 1.286 pemohon serta terlampauinya target realisasi investasi dari target 181 miliar menjadi Rp282 miliar, atau 156 persen. Atas sinergitas semua pihak dalam melaksanakan pembangunan daerah, kualitas masyarakat Kuningan telah mengalami peningkatan. Terbukti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2010 mencapai 72,61, meningkat menjadi 72,82 tahun 2011. “Capaian pembangunan tersebut bukan hanya hasil kerja keras Pemkab semata, tetapi peran aktif semua pihak. Dimana kami merasakan ada sinergitas dan kebersamaan antara pemerintah daerah, legislatif, akademisi, swasta, dan masyarakat,” ujar Bupati Kuningan, H Aang Hamid Suganda, kepada Radar. Aang menyadari, struktur APBD belum seimbang. Maka, dia merasa terus dituntut untuk terus melakukan terobosan dan inovasi, penggalian-penggalian potensi pendapatan daerah. Itu agar struktur anggaran mendekati kondisi proporsional, antara belanja langsung dan belanja tidak langsung. Sehingga kedepan, belanja publik akan meningkat secara signifikan. (tat/opl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: