Makin Mesra dengan Australia
TNI Lebih Sering Pertukaran Perwira Militer JAKARTA - Kementerian Pertahanan Indonesia dan Departemen Pertahanan Australia mempererat kerja sama industri pertahanan (Inhan). Dua negara juga sepakat untuk lebih sering melakukan pertukaran perwira militer. \"Ini satu kemajuan, posisi kita dan Australia setara dan saling membutuhkan,\" ujar Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Brigjen Hartind Asrin di Jakarta kemarin (07/09). Dua menteri telah bertemu dua kali, Mei 2012 di Darwin dan tiga hari yang lalu di Jakarta (Rabu 05/09). Menurut Hartind, kerja sama tersebut akan memberlakukan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, dan saling menghargai kedaulatan dan keutuhan wilayah. Pihak Australia yang berkunjung ke Jakarta adalah Menteri Pertahanan Australia Stephen Francis Smith, Menteri Urusan Alutsista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia Jason Dean Clare, Sekjen Dephan Australia Ducan Edward Lewis, serta sejumlah pejabat Dephan Australia. Kedua negara yang diwakili menteri pertahanannya telah menandatangani traktat yang berjudul Arrangement Between The Republik of Indonesia and Australia on the Framework on Security Cooperation and its Plan of Action on Defence Cooperation. \"Lingkup kerjasamanya sangat luas,\" kata Hartind. Diantaranya meliputi kebijakan pertahanan, hubungan antarinstansi, kontraterorisme, keamanan maritim, bantuan kemanusiaan dan pemulihan bencana, dukungan logistik militer dan pelayanan medis, pemeliharaan perdamaian, intelijen, industri pertahanan, material, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan pelatihan di bidang pertahanan atau militer, dan tata kelola dan manajemen pertahanan. Menteri Transportasi dan Infrastruktur Australia, Anthony Albanese juga berjanji menambah 4,4 juta dolar AS untuk pelatihan tim SAR Indonesia dan meningkatkan penggunaan komunikasi satelit dan teknologi pelacakan. Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera Msi menilai kedatangan Australia yang hanya selang sehari dengan kedatangan Menlu AS Hillary Clinton memberi sinyal yang kuat. \"Indonesia menjadi negara istimewa, ibaratnya kembang desa yang cantik,\" katanya. Alumnus IDSS Jenewa itu menjelaskan dari sisi geopolitik pertahanan, posisi Australia jelas membutuhkan Indonesia. \"Terutama, untuk keamanan maritime mereka. Australia juga risau dengan maraknya pencari suaka illegal,\" kata Rizal. Meningkatnya kekuatan armada laut China di Laut China Selatan juga membuat Australia harus merangkul Indonesia. \"Kita punya Lombok Treaty dengan Australia yang baru ditandatangani bulan lalu. Ini sangat strategis dan menguntungkan dua negara,\" katanya.(rdl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: