Gagal Berangkat ke Jepang, 40 Warga Adukan LTM-NU

Gagal Berangkat ke Jepang, 40 Warga Adukan LTM-NU

INDRAMAYU – Puluhan warga kecewa dengan Lembaga Ta’mir Masjid (LTM) NU, terkait program LTM-PBNU kerja sama Jepang bidang pendidikan dan kerja. Pasalnya mereka sudah mendaftar sejak tahun 2014 untuk mengikuti program tersebut, bahkan membayar biaya sebesar Rp11 juta per orang. Namun hingga tahun 2016 tak kunjung diberangkatkan. Mereka berharap pihak panitia memiliki itikad baik untuk mengembalikan uang tersebut, apabila memang gagal diberangkatkan ke Jepang. Kecewa dengan hal tersebut, puluhan warga yang telah menjadi korban mendatangi kantor Radar Indramayu, Rabu (28/12). Mereka didampingi oleh kuasa hukum Ahmad Khotibul Umam SAg MH. Khotibul menjelaskan, jumlah korban program tersebut mencapai sekitar 40 orang, dengan total kerugian Rp440 juta. Mereka bukan hanya berasal dari Indramayu, namun juga berasal dari Cirebon, Brebes, Pemalang, Batang, Kendal, hingga Ponorogo. Atas kejadian tersebut, Khotibul juga mengaku sudah melayangkan surat pengaduan ke Polres Indramayu pada 22 November 2016, dan saat ini proses masih berjalan. Khotibul menambahkan, panitia dari LTM-NU Indramayu sebenarnya juga sudah memiliki itikad baik dengan menggelar pertemuan antara panitia dan para korban di Gedung PCNU Kabupaten Indramayu, 5 Desember 2016 lalu. Dari hasil pertemuan tersebut, panitia mengakui pernah menggelar program  tersebut dan sampai sekarang belum diberangkatkan. Panitia juga siap untuk mengembalikan kerugian yang diderita oleh para korban, dan akan dibayar paling lambat dua minggu setelah pertemuan atau tanggal 19 Desember 2016. Namun panitia ternyata tidak menjalankan hasil pertemuan tanpa ada klarifikasi yang jelas kepada para korban. Hingga saat ini, panitia belum juga mengembalikan kerugian, seperti yang telah disepakati “Kami minta agar persoalan ini dapat diselesaikan dengan penuh rasa tanggung jawab. Korban saat ini masih menunggu tanpa ada kepastian,” ujar pria yang pernah menjabat Ketua KPU Indramayu ini. Salah seorang korban, Usmanuddin, berharap kepada pihak panitia yaitu dari LTM-NU untuk segera mengembalikan uang yang telah disetorkan. Pasalnya banyak juga warga yang terpaksa berutang sana-sini atau menjual barang berharga mereka, demi untuk bisa berangkat ke Jepang. “Saya sendiri terpaksa keluar dari pekerjaan saya, dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di Jepang melalui program ini. Tapi ternyata kondisinya seperti ini,” ujarnya kesal. Informasi yang diperoleh Radar, kejadian ini berawal ketika pada tanggal 14 Maret 2014 LTM-NU Kabupaten Indramayu mengeluarkan pengumuman terkait Program LTM-PBNU Kerjasama Jepang Bidang Pendidikan dan Kerja. Kegiatan ini diprakarsai JIESE (Japan Indonesia Economic Empowerment), salah satu yayasan hasil bentukan Dewan Pengurus Lembaga Ta’mir Masjid Pusat (LTM-PBNU), yang lahir untuk menjembatani Pemakmuran Masjid di Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan dan ekonomi rakyat terutama bagi warga nahdliyin. Dalam pelaksanaannya, JIESE merupakan program kemitraan antara Indonesia dan Jepang, baik di bidang pertukaran pelajar dan beasiswa maupun dalam pertukaran tenaga profesional. Saat itulah LTM-NU Kabupaten Indramayu membuka pendaftaran, dan ternyata peminatnya cukup banyak.(oet)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: