2017, Cirebon Timur Banjir Maning

2017, Cirebon Timur Banjir Maning

Warga:  Kami Sudah Lelah dengan Kondisi Ini  CIREBON- Hujan deras sepanjang siang kemarin hingga tadi malam membawa duka bagi warga Cirebon timur, khususnya di Kecamatan Waled. Ada empat desa yang disapu banjir, yakni Desa Ambit, Ciuyah, Gunungsari, dan Mekarsari. Jumlah rumah warga yang tergenang cukup banyak. Bahkan di Desa Ambit tercatat  600 rumah warga tergenang air. Pantauan Radar Cirebon, tinggi air hingga Senin dini hari (2/1) sekitar pukul 01.00 mencapai dada orang dewasa. Banjir tersebut diakibatkan luapan air Sungai Ciberes. Air mulai naik ke pemukiman warga sekitar pukul 19.00. Karena hujan tak kunjung reda, ketinggian air pun makin sulit dibendung. Akibatnya jumlah rumah warga yang terendam makin banyak. Warga sendiri pasrah dengan kondisi ini. Meluapnya air terjadi setiap tahun. Setiap turun hujan lebat, air Sungai Ciberes akan meluap dan menggenangi rumah-rumah warga. Tak heran jika warga hanya bisa pasrah dengan kondisi seperti itu. “Sudah lelah, mau mengadu juga percuma. Sama sekali tak ada penanganan langsung dari pemerintah. Padahal ini daerah langganan banjir,” sesal Odah, salah satu warga Desa Ambit. Masih dikatakan Odah, air sungai meluap dan merendam ratusan rumah warga di desanya sekitar pukul 19.30. Warga pun menderita karena hingga Senin dini hari air tak kunjung surut. “Jam 9 (21.00, red) air sudah pundak orang dewasa. Warga harus diungsikan ke rumah yang tidak terendam banjir. Air di rumah saya sampai pundak Mas. Semua keluarga saya diungsikan ke rumah kuwu dan rumah warga lain. Ini banjir yang paling parah,\" katanya. Sementara Kuwu Ambit, Nurwandi, mengatakan banjir di desanya sudah sebelas kali. Semua akibat meluapnya air Sungai Ciberes. Banjir saat ini merupakan yang terparah dari sebelas kali banjir. \"Banjir ini yang paling parah. Biasanya air masuk ke rumah warga hanya setinggi paha kaki orang dewasa, tapi ini sudah sampai pundak orang dewasa,” ujar Nurwandi. Dikatakan Nurwandi, musibah banjir tak hanya dialami warga Desa Ambit, melainkan juga Desa Ciuyah, Desa Gunungsari, dan Mekarsari. \"Di desa kami (Ambit, red) saja ada 600 rumah warga yang terendam. Belum lagi desa-desa lain. Sebenarnya saya pribadi sudah merasa lelah dan geram sama intansi yang tidak tanggap secara cepat jika terjadi musibah,” katanya. Menurutnya, banjir sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu dan tak ada penangan cukup baik dari pemerintah. Dari tiga tahun menjadi langganan banjir, menurutnya, tahun ini terparah darisebelumnya. “Kami dan warga sudah lelah mengalami hal seperti ini. Kita juga tidak bisa berbuat banyak, karena saat banjir tidak ada penanganan yang baik,\" tandas Nurwandi. Karena seringnya banjir di desanya, Nurwnaid bersama perangkat desa sudah melakukan audiensi dengan pihak BBWS dan dijanjikan akan dilakukan normalisasi pada tahun 2017. Namun ia tidak mengetahui kapan akan terealisasi. \"Dijanjikan bahwa Suangi Ciberes akan dinormalisasi. Kalau pun jadi, saya harap dari hulu, jangan dari hilir. Kami dan warga tidak menginginkan bantuan, tapi penanganan yang cepat. Salah satunya normalisasi sungai,” pinta Nurwandi. (arn)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: