Lagi, Banjir Seret Bangunan SMPI Nunuk Hanyut, Tersisa 2 Kelas

Lagi, Banjir Seret Bangunan SMPI Nunuk Hanyut, Tersisa 2 Kelas

MAJALENGKA - Curah hujan yang masih tinggi dan arus deras Sungai Cisuluheun kembali mengancam SMP Islam (SMPI) Nunuk, bahkan ruang kelas VII sudah hanyut Minggu (1/1) kemarin. Tragisnya lagi, pemukiman warga Desa Nunuk Baru dekat sungai dengan 700 jiwa ikut terancam. Kepsek SMP Islam Nunuk Jaja Sujai mengungkapkan, bagunan kelas VII kini hanya menyisakan tembok yang menggantung di atas aliran sungai. Dirinya beserta dewan guru kembali memindahkan inventaris sekolah. Hanyutnya ruangan kelas terjadi pada malam pergantian tahun. “Saat hujan deras kami sudah mempunyai firasat akan terjadi apa apa dengan kelas VII. Ternyata benar, hantaman banjir telah mengikis habis ruangan tersebut. Beruntung sebelumnya beberapa mebeler sudah dipindahkan, dan hanya inventaris yang ringan-ringan saja,” kata Jaja kepada Radar, Senin (2/1). Berkali-kali dirinya telah mengajukan relokasi ke pemerintah, namun sampai sekarang belum ada penanganan yang serius. Bila dibiarkan seluruh gedung SMP akan musnah, apalagi sekarang sudah tidak ada lagi tempat yang aman bagi siswa dan guru untuk menjalani proses belajar dan mengajar. “Kami memiliki tiga rombongan belajar (rombel) yakni kelas I, II dan III. Sebenarnya rombel ini sudah dipadatkan, karena idealnya ada salah satu kelas yang jumlah siswanya banyak,” tuturnya. Dirinyapun sudah meminta izin ke dinas pendidikan dan kepala-kepala sekolah dasar di sekitar SMPI Nunuk menggunakan bangunan untuk proses belajar mengajar. Tapi kalau dianggap masih kurang memadai terpaksa siswanya akan dibagi kelas pagi dan siang. Selain telah menghanyutkan sebagian besar ruangan SMP, pemukiman warga juga mulai terancam. Hal itu diungkapkan tokoh masyarakat setempat, H Dede Dais yang menyebutkan jarak SMP dengan pemukiman hanya beberapa meter saja. “Apabila tidak ada penanganan serius, gedung SMP itu akan habis, kemudian rumah kami juga akan terkena giliran. Kami bukannya tidak ada usaha menangani banjir ini, gotong royong warga membuat beronjong di bantaran sungai sudah dilakukan. Tapi kekuatan banjir malah lebih dahsyat, dan beronjong juga ikut terbawa hanyut,” ujarnya. Sejumlah rumah warga yang terancam, lanjut Dede adalah rumah milik Bapak Curnadi, To’at, dan Aca yang terletak di dusun Cirelek. Mereka setiap saat selalu waswas bila hujan lebat datang. Tak jarang mereka  mengecek langsung arus deras Sungai Cisuluheun. Menurutnya, upaya dari warga tidak maksimal dan terlalu berat bila dipikul warga sendiri. Dede juga mengaku telah beberapa kali melaporkan bencana banjir itu kepada pihak terkait. Seperti BPBD, Dinas PSDAPE maupun BBWS, namun tindakan yang bersifat penanganan permanen belum terlihat. Sementara Camat Maja Drs Ucu Supriatna turut prihatin dengan musibah ini. Aspirasi warga telah dia sampaikan kepada atasan juga instansi yang terkait. “Saya langsung merespon dengan melaporkan langsung ke Dinas PSDAPE dan BPBD. Mudah-mudahan tim dari instansi itu bisa secepatnya datang dan menangani,” harapnya. (gus)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: