Harga Sayuran Tergantung Tengkulak

Harga Sayuran Tergantung Tengkulak

Dikelola Secara Tradisional, Petani Sayuran Argapura Butuh Bimbingan   ARGAPURA - Potensi pertanian khususnya sayur-sayuran di wilayah Kecamatan Argapura, ternyata belum dikelola secara optimal. Hal itu dapat dilihat dari hasil panen yang kualitasnya masih kalah jauh dari para petani di daerah lain sepeti Bandung yang menanam komoditas sayuran sama. Salah seorang petani sayuran asal Desa Cikaracak Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka, Yono (45) mengatakan, para petani sayuran yang ada di wilayah Kecamatan Argapura masih menghadapi berbagai kendala. Akibat kendala tersebut, hasil pertanian sayuran dari Argapura Majalengka kualitasnya kalah dari daerah lain sehingga otomatis harga jualnya rendah dan tergantung kepada bandar. \"Selain menghadapi kendala alam seperti kemarau yang menyebabkan sulitnya air untuk penyiraman, para petani juga belum dapat meningkatkan kualitas hasil panen sayurannya. Hal ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah agar para petani dari Majalengka ini bisa seperti petani di daerah Pengalengan Bandung yang hasil pertaniannya bisa mengisi pasar-pasar modern yakni supermarket,\" jelas Yono kepada Radar saat ditemui di lahan pertaniannya, Sabtu (15/9). Dikatakan petani yang mengetahui langsung saat Pesawat Cesna jatuh di Gunung Ciremai ini, daerah Kecamatan Argapura saat ini merupakan sentra penghasil komoditas sayuran seperti kentang, tomat, kol, bawang daun, cabai, petai, wortel, dan kacang buncis. Namun sayang, potensi yang cukup besar itu belum memberikan keuntungan sesuai harapan para petani karena harga jual yang masih tergantung kepada para tengkulak. Selain belum dapat meningkatkan kualitas hasil panen kata Yono, para petani sayur Argapura juga belum dapat mengepak hasil sayurannya sehingga tidak dapat tahan lama. Para petani sampai saat ini masih melakukan usahanya secara tradisional mengolah dan memanen hasilnya lalu dijual ke tengkulak yang datang langsung ke lokasi pertanian. \"Coba kalau para petani di sini sudah seperti di daerah Pengalengan Bandung, menghasilkan sayuran berkualitas, hasilnya dipak sendiri dan menjualnya langsung ke supermarket baik melalui kelompok tani ataupun koperasi, maka para petani bisa meningkatkan kesejahteraannya. Lain halnya dengan sekarang, kita hanya dapat capeknya saja karena untung besar hanya dinikmati para bandar yang menguasai pasar,\" ujar Yono. Sementara itu salah seorang pemilik lahan pertanian di Argapura, HM Iqbal MI mengatakan, memang para petani sayuran di Majalengka masih membutuhkan bimbingan dari para ahli pertanian dalam hal ini pemerintah. Bimbingan tersebut baik berupa cara-cara untuk meningkatkan kualitas sayuran, penanganan pasca panen sampai membuka akses pasar yang dapat memberikan jaminan harga tinggi. \"Kalau terus dibiarkan seperti saat ini, ya para petani hanya dapat capenya saja. Mereka tidak dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya karena hasil pertanian sayurnya pas-pasan dan harga dapat dipermainkan para tengkulak. Coba kalau mereka diajari secara benar dan serius, bukanlah mustahil para petani Argalingga bisa bersaing dengan petani asal Pengalengan Bandung,\" tandas pria yang juga mantan Wakil Bupati Majalengka ini. (eko)   foto: waska eko/Radar Majalengka. SIAP PANEN. Yono bersama anaknya menunjukkan buah tomat yang siap dipanen di kebun garapannya di Desa Cikaracak Kecamatan Argapura Majalengka, Sabtu (15/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: