BPBD Kuningan Datangkan Tim Geologi, Teliti Pergerakan Tanah Padamulya

BPBD Kuningan Datangkan Tim Geologi, Teliti Pergerakan Tanah Padamulya

KUNINGAN - Kabupaten Kuningan termasuk daerah yang cukup rawan bencana alam. Tak hanya ancaman longsor saja yang bisa terjadi kapan saja, namun juga rentan terhadap pergerakan tanah. Misalnya, kejadian di Dusun Cimeong, Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru dan yang terbaru di Dusun Singkup, Desa Padamulya, Kecamatan Maleber. Untuk di Dusun Cimeong dipastikan puluhan kepala keluarga harus direlokasi ke tempat baru yang aman. Sedangkan di Dusun Singkup, pemerintah belum bisa memastikan apakah warga di wilayah itu akan direlokasi atau tidak. Karena masih menunggu hasil penelitian dari tim geologi yang akan terjun ke dusun tersebut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin memastikan jika puluhan warga Dusun Cimeong bakal direlokasi. Pemerintah sudah mendapatkan surat hasil penelitian dari tim geologi jika tanah di dusun tersebut tidak aman ditempati, dan rawan pergerakan tanah. Solusi untuk menghindari terjadinya korban jiwa yakni dengan merelokasi warga Cimeong ke tempat yang aman. “Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan, Pemukiman dan Pertanahan serta Pemdes Cilayung untuk penyediaan tanah,” terang Agus kepada Radar Kuningan. Agus mengatakan, butuh waktu yang cukup lama untuk proses relokasi. Dia memperkirakan dibutuhkan enam bulan hingga rumah terbangun. Sebab, pemerintah harus mencari lahan yang aman, kemudian juga pembangunan perumahannnya bagi warga. Karena itu, dia berharap warga Cimeong bersabar sambil menunggu proses pencarian lahan dan pembangunan rumah bagi korban pergerakan tanah. “Tanah bagi tempat relokasi warga Cimeong sudah ada yakni di Dusun Ciendog, masih di desa yang sama. Selanjutnya proses yang akan dilakukan pemerintah yakni membangun rumah bagi warga. Anggaran untuk lahan dan pembangunan rumah berasal dari pemerintah pusat,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Kabag Humas Setda Kuningan tersebut. Sedangkan bagi warga Dusun Singkup yang beberapa kepala keluarganya mengungsi ke lokasi yang aman, Agus belum bisa memastikan apakah akan direlokasi atau tidak. Sebab, sampai saat ini belum ada penelitian terhadap kondisi tanah di dusun tersebut. Pihaknya sudah mengundang tim geologi untuk melakukan penelitian. “Di dusun ini ada lima kepala keluarga yang untuk sementara tinggal di tempat yang aman. Kondisi rumah mereka mengalami kerusakan paska adanya pergerakan tanah. Cuma apakah daerah ini masih layak ditempati atau warganya harus direlokasi, kami menunggung hasil penelitian tim geologi,” katanya. Agus menambahkan, tidak lama lagi tim geologi akan ke Dusun Singkup untuk melakukan penelitian. Dirinya juga terjun langsung ke dusun tersebut, dan mengecek kondisi rumah warga. Dari hasil pengecekannya, diketahui ada beberapa rumah yang kondisinya rusak. “Memang ada pergerakan tanah di dusun tersebut yang menyebabkan beberapa rumah warga mengalami kerusakan. Ada yang dinding bagi dalam rumahnya belah-belah, ada juga yang hanya bagian luarnya saja. Kerusakannya relatif dan kami masih menghitung kerugiannya. Bagi warga yang mengungsi, kami juga mendistribusikan bantuan logistik ke dusun tersebut,” imbuhnya. Dalam kesempatan itu, Agus meminta kepada seluruh warga Kuningan terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada, mengingat curah hujan masih tinggi. Jika terjadi hujan lebat terus menerus selama beberapa jam, sebaiknya warga yang tinggal di daerah rawan bencana longsor untuk mencaro tempat yang aman. “Ini sebagai bentuk kewaspadaan. Karena musibah bencana alam itu tidak bisa diprediksi. Sebaiknya warga tetap waspada jika terjadi hujan deras. Di Kabupaten Kuningan sendiri ada beberapa kecamatan yang masuk kawasan rawan bencana,” ungkap dia. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: