Kota Seribu Lubang Tidak Hanya Cirebon tapi Majalengka, Ini Buktinya

Kota Seribu Lubang Tidak Hanya Cirebon tapi Majalengka, Ini Buktinya

MAJALENGKA - Kota seribu lubang sepertinya tidak hanya dialamatkan ke Cirebon, melainkan Kabupaten Majalengka. Memasuki puncak musim hujan ini, sejumlah ranjau lubang baik di jalur provinsi dan nasional terpantau semakin parah. Selain infrastruktur jembatan Cisambeng yang nyaris ambruk akibat bagian tengahnya jebol. Kini sejumlah pengendara di jalur Cirebon-Bandung harus lebih waspada karena lubang jalan semakin lebar dan dalam. Sejumlah masyarakat bahkan memasang peringatan dan menutup lubang tersebut menggunakan ban bekas. Ratusan lubang terpantau di sepanjang jalur tengah Majalengka mulai dari perbatasan Cirebon-Majalengka tepatnya di depan pabrik Terra Cotta Indonesia (TCI), jembatan tol, perempatan Prapatan, depan pasar Prapatan hingga Desa Majasuka dan Cisambeng Kecamatan Palasah. Kemudian di Desa Sindangwasa hingga ke arah barat depan SPBU Ciborelang dan depan pasar Ciborelang. Bahkan hingga depan Mapolsek Jatiwangi dan dekat lampu merah Jatiwangi juga terdapat banyak lubang. Belum lagi sepanjang jalur provinsi mulai dari Prapatan menuju Rajagaluh. Seperti di Desa Lame dan memasuki pasar Rajagaluh atau terminal kondisi lubang kian lebar dan cukup dalam. Salah seorang pengendara sepeda motor yang melintas, Anto Suyatno (23) mengatakan, dirinya harus ekstra hati-hati saat melintasi jalur tengah Majalengka dan provinsi tersebut. Kondisi lubang semakin parah dan membahayakan keselamatan para pengendara yang melintas. Menurut Anto, kondisi itu sudah sekitar satu bulan yang lalu, namun tidak kunjung mendapat perhatian serius. Masyarakat sendiri berupaya meminimalisasi kecelakaan dengan memasang sejumlah peringatan, mulai papan hingga ban bekas di tengah lubang. \"Dikhawatirkan pengendara yang belum tahu medan apalagi saat malam hari turun hujan, bukan tidak mungkin akan terperosok ke dalam lubang jalan,” tuturnya. Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Majalengka, Eman Suherman menyatakan, kondisi jalur provinsi dan nasional memang mengalami kerusakan cukup parah. Pihaknya berupaya melapor melalui balai pengelola jalan provinsi dan juga BPJN. Menurutnya, kerusakan dipicu tingginya curah hujan ditambah kendaraan tonase tinggi yang melintas. “Untuk perbaikan jalan tersebut kewenangan pemerintah Provinsi Jawa Barat dan BPJN. Kami hanya bertanggung jawab melaporkan terkait kerusakan jalan agar segera ditindaklanjuti,” ulasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: