Minim Ruang Pamer Karya, Seniman Cirebon Bagai Air Mengalir

Minim Ruang Pamer Karya, Seniman Cirebon Bagai Air Mengalir

KEJAKSAN - Kesenian Cirebon dianggap berada pada posisi antara hidup dan mati. Banyak potensi seni dan budaya yang terabaikan. Peran Pemerintah dalam mendukung kesenian dinilai sejumlah pihak masih sangat minim. Para pegiat seni di wilayah Kota Cirebon tidak mendapatkan dukungan fasilitas atau ruang untuk mengapresiasikan hasil karyanya kepada publik. Seperti yang disampaikan Hardi Setiawan. Salah satu seniman yang bergerak di dunia seni rupa itu mengaku saat ini eksistensi pelaku seni di Cirebon belum mendapat dukungan yang baik dari pemerintah. Sehingga, menjadikan pegiat seni hanya berkreasi di ruang lingkupnya masing-masing. \"Padahal pelaku seni di Cirebon sangat banyak, mulai kesenian rupa, gerak, suara dan sastra. Akan tetapi, karena mereka minim sentuhan dari pemerintah, sehingga hanya bisa pasrah bagaikan air yang mengalir di sungai,\" ujar Hardi, kepada Radar. Saat ini, kata Hardi, pelaku seni cenderung berupaya secara mandiri untuk menampilkan hasil karyanya. Upaya itu dilakukan agar kiprah seniman tidak mati suri di mata publik. Selama ini, para seniman hanya bergeliat di komunitasnya masing-masing, sehingga tidak pernah berkumpul untuk menyamakan visi dan misi. \"Pengennya punya tempat untuk berkarya yang layak dan semua orang tau, misalnya ada Pasar Seni Cirebon supaya masyarakat gak susah mencari barang-barang seni,\" harapnya. Lalu apa yang harus dilakukan? Menurut Yayat Surya, pengamat seni menyarankan agar Cirebon punya event atau agenda kesenian yang berkesinambungan sebagai ruang atau wadah berkreasi. Menggelar festival kesenian yang melibatkan seluruh komponen seniman yang ada di Cirebon. Dalam festival kesenian itu, kata Yayat, sebaiknya dikemas dengan menarik. Misalnya, gelaran tari topeng dibawakan oleh publik figure atau endorser yang memang serius dan mau tampil. \"Yang penting seni tradisi tidak keluar pakem, hanya saja disentuh dengan sajian yang menarik dan disesuaikan dengan jaman sekarang,\" katanya. Kekhawatiran kesenian Cirebon antara hidup dan mati ini pun terlihat pada genarasi muda. Zaman teknologi komunikasi yang semakin canggih menciptakan generasi gadget di masa kini. \"Apakah generasi kita melupakan begitu saja kesenian Cirebon, justru banyak orang-orang luar yang mau tau dan belajar kesenian kita,\" katanya. Yayat menambahkan, bila kesenian dan kebudayaan digarap dengan serius, diyakini dapat menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Asalkan pelaku seni kompak, masyarakat paham kesenian dan pemerintah memberikan fasilitas, dijamin kesenian Cirebon akan terangkat ke luar daerah. \"Ini tentu menjadi tugas kita semua, didukung oleh pemerintah yang jangan pura-pura tidak tau, tidak mendengar. Ayo terbuka mata, telinga, dan pikirannya untuk kesenian kita. Banyak sekali baik seni rupa, seni pertunjukan yang dapat digali dan di-explore agar Cirebon punya karakter sendiri dalam hal kesenian,\" pungkasnya. (mik)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: