Klenteng Jamblang Sepi, Imlek Diisi dengan Diskusi

Klenteng Jamblang Sepi, Imlek Diisi dengan Diskusi

JAMBLANG - Perayaan tahun baru Imlek ke 2568 di Vihara Dharma Sukha atau Kelenteng Jamblang tidak semeriah tempat kelenteng lainnya. Pasalnya, di malam tahun baru Imlek tidak ada satupun jamaah yang sembahyang di kelenteng tersebut. Meski demikian, unsur muspika Kecamatan Jamblang dan Kuwu Jamblang ikut berpartipasi untuk menghormati perayaan Imlek. Mereka pun duduk santai dan berdiskusi tentang sejarah Cirebon dan mengupas nama-nama daerah, seperti Kecamatan Kedawung, Plered, Tengahtani, Plumbon, Jamblang dan Palimanan. \"Kelenteng Jamblang sekarang tidak lagi sakral. Apalagi, setiap malam tahun baru Imlek tidak ada satu jamaah pun yang berkunjung ke sini. Apalagi, pas malam Imlek,\" ujar Pengurus Kelenteng Jamblang sekaligus Tokoh Tionghoa, Kecamatan Jamblang, Dede Slamet, Jumat (27/1). Menurutnya,  etnis Tionghoa lebih memilih bersembahyang di kelenteng besar di Kota Cirebon. Selain itu, keturunan Tionghoa yang ada di kecamatan Jamblang sudah sedikit. Sebab banyak yang merantau. “Ya jumlahnya paling puluhan, tidak sampai ratusan,” ucapnya. Dia mengaku, Kelenteng Jamblang tidak lagi dijadikan tempat ibadah bagi para etnis Tionghoa sejak tahun 1985. Kebanyakan, etnis Tionghoa berpindah agama. “Walaupun kondisinya seperti ini, kepedulian pemerintah desa, budayawan, polsek, koramil ikut melekan (begadang, red) sampai malam di klenteng. Kegiatan seperti ini tentu, sudah rutin digelar setiap tahun. Ya acaranya sih cuma ngumpul sama ngobrol saja,” tuturnya. Dede mengaku tidak mempermasalahkan kondisi ini. Ia hanya berharap di tahun ayam api, masyarakat Kabupaten Cirebon diberikan kesehatan dan keselamatan serta dimudahkan dalam mencari rezeki. “Yang penting sih sehat-sehat, karena yang namanya sakit itu mahal,” tuturnya. (sam)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: