Refleksi 12 Shio bagi Warga Tionghoa

Refleksi 12 Shio bagi Warga Tionghoa

CIREBON - Wakil Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Cirebon, Lim Mulyadi menyebutkan, merujuk pada pernyataan Perdana Menteri Tiongkok Zhou En Lai, shio yang terdiri dari 12 jenis binatang merupakan refleksi dari 6 jalur pasangan yang sarat akan realitas. Dalam reflektivitas tersebut, leluhur memiliki harapan dan permintaan terhadap anak-cucu keturunan Tionghoa. Kelompok pertama adalah Tikus dan Sapi. Tikus melambangkan kepandaian serta kebijaksanaan, sementara Sapi lambang kerajinan. \"Bijaksana dan rajin adalah sebuah kesatuan,\" ujarnya. Kelompok kedua adalah Macan dan Kelinci. Macan melambangkan keberanian dan Kelinci melambangkan sikap kehati-hatian. Dalam melakukan berbagai hal, kita harus selalu ingat dua hal tersebut. Kelompok ketiga adalah Naga dan Ular. Naga melambangkan sikap keras sementara Ular melambangkan kelemah-lembutan. \"Jika terlalu keras maka akan mudah patah. Tetapi jika terlalu lemah akan kehilangan arah seakan tidak memiliki prinsip. Karena itu, dalam hidup kedua hal ini harus seimbang. Ini menjadi salah satu wejangan dari leluhur kami,\" lanjutnya. Selanjutnya adalah Kuda dan Kambing. Kuda melambangkan semangat yang tiada akhir dan pantang mundur dalam mencapai suatu sasaran dan Kambing melambangkan sikap yang penuh pertimbangan. Nah, bila seseorang hanya fokus dengan tujuannya tanpa memedulikan oran-orang dan hal lain yang ada di sekitarnya, maka dalam perjalanannya menuju suatu tujuan pasti akan mengalami banyak tantangan. Sehingga belum tentu dia bisa meraih tujuan tersebut. Tetapi jika seseorang terlalu banyak pertimbangan tanpa peduli dengan keadaan sekitarnya, dia pun akan kehilangan sasarannya. Kemudian kelompok Kera dan Ayam. Kera melambagkan kelincahan juga kecerdikan dan Ayam melambangkan kemantapan dan sikap sistematis. \"Kecerdikan dan sikap terorganisir harus berjalan seirama. Di samping ide-ide serta inovasi yang menarik, semua itu juga harus direncanakan dengan baik. Ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan,\" sambungnya. Yang terakhir adalah Anjing dan Babi. Anjing melambangkan kesetiaan dan Babi melambangkan fleksibilitas. Seseorang bila terlalu setia maka dia akan menjadi fanatik dan bersikap acuh dengan orang-orang serta keadaan di sekitarnya. Tetapi apabila seseorang terlalu fleksibel atau selalu \'mengikuti arus\', hidupnya seakan tidak memiliki makna. \"Maka kesetiaan terhadap bangsa, negara, kelompok komunitas maupun terhadap cita-cita hidup harus selalu fleksibel atau tidak kaku,\" jelasnya. Masing-masing shio mempunyai keunggulannya tapi juga ada kekurangannya. \"Maka dari itu, kami diingatkan 6 jalur refleksi ini untuk saling menutupi kekuarangannya,\" pungkas Lim. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: