Korban Longsor, 22 Rumah Warga Gumulung Lebak Direlokasi

Korban Longsor, 22 Rumah Warga Gumulung Lebak Direlokasi

CIREBON - Sebanyak 22 rumah warga di Desa Gumulung Lebak, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, yang terdampak bencana longsor dan peregarakan tanah rencananya direlokasi. Namun, pemerintah desa masih mencari lokasi yang tepat. Sebanyak 35 kepala keluarga (KK) yang akan direlokasi. “Kondisi tanahnya labil. Kalau tetap tinggal di situ tentunya berbahaya. Otomatis nantinya direlokasi,” ujar Sekdes Gumulung Lebak, Marzuki Lubis kepada Radar Cirebon. Dia mengatakan, dari 22 rumah terdampak tersebut, tiga rumah posisinya sudah rata dengan tanah. Sementara untuk sisanya dalam kondisi memprihatinkan dan tidak layak untuk ditinggali. “Tapi kita belum paham bagaimana teknis relokasinya. Tentu, harus ada rapat dan komunikasi lagi dengan berbagai pihak. Kita nunggu petunjuk juga,” ujarnya. Saat ini, selain di balai desa, para pengungsi tersebar di beberapa titik lainnya yang tak jauh dari lokasi rumah mereka. Pasalnya, di belasan rumah milik warga yang masih berdiri, terdapat harta benda yang belum dievakuasi. “Orangnya memang sudah tidak tinggal di rumah, tapi kalau untuk barang-barangnya masih ada di situ. Jadi yang ngungsi sebagian, yang lainnya jaga barang-barang di rumah masing-masing,” paparnya. Relokasi sendiri mutlak dilakukan, karena retakan tanah akibat longsor yang ada sudah sangat berbahaya. Salah satu titik terparah bahkan lebar retakannya sampai 30 cm dengan kedalaman sekitar dua meter. “Retakan itu memanjang hampir 300 meter. Dari 22 rumah terdampak, tiga rumah kondisinya paling parah,” katanya. Dia menambahkan, bangunan milik warga yang berada persis di bibir Sungai Cikanci pada Rabu (15/2) terkena bencana longsor. Penyebabnya, tanggul Sungai Cikanci dihajar hujan dan arus deras dari sungai. Akibatnya, terjadi retakan di sejumlah titik yang menyebabkan rumah milik warga rusak dan nyaris ambruk. “Rumah-rumah warga itu sebenarnya tidak ambruk sendiri, cuma karena kondisinya membahayakan, karena retakannya sudah begitu lebar, sehingga terpaksa dirobohkan,” ungkapnya. Pantauan Radar, beberapa rumah warga yang terdampak, kini sudah rata dengan tanah. Mayoritas warga masih tinggal di pengungsian. Garis polisi yang sebelumnya dipasang petugas pun saat ini sudah dilepas. Sementara itu, salah satu warga terdampak longsor, Ny Ibah (50) mengaku pasrah dengan kondisi yang terjadi saat ini Dia akan menunggu langkah-langkah dari pemerintah desa untuk kejelasan nasibnya. \"Kita belum tahu mau ke mana, saat ini masih tinggal di pengungsian,\" ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: