LSM Kepung Sport Centre Watubelah
SUMBER– Puluhan LSM yang tergabung dalam koalisi LSM Timur dan Barat Kabupaten Cirebon mengepung lokasi proyek pembangunan Sport Centre Watubelah, kemarin (27/9). Sebelum masuk lokasi proyek, mereka melakukan pemblokiran jalan di sekitar lokasi proyek sehingga sempat memacetkan jalan Plered-Sumber beberapa menit dan memaksa aparat kepolisian untuk turun mengatur lalu lintas. Setelah itu, mereka diizinkan untuk masuk ke lokasi proyek dan berdiskusi dengan para perwakilan kontraktor dan pengawas lapangan. Perwakilan LSM Iing Parikin SE mengatakan proyek Sport Centre Watubelah tidak akan berjalan dengan lancar jika partisipasi masyarakat Kabupaten Cirebon tidak dilibatkan. “Kami sebagai masyarakat tidak mengizinkan jika proyek berjalan tanpa melibatkan masyarakat,” katanya. Dijelaskan, proyek akan sinergijika ada keterlibatan masyarakat di dalamnya, apalagi dampak pembangunan dirasakan langsung oleh warga, terutama debu, suara bising dan lain-lain. Dia juga menyesalkan para pimpinan DPRD Kabupaten Cirebon tidak tahu menahu tentang proyek tersebut. “Bagaimana program gubernur berjalan dengan baik kalau pihak penting terkait tidak dilibatkan,” jelasnya. Pertemuan itu sempat diwarnai ketegangan ketika salah seorang perwakilan LSM yang ikut dalam dialog tersebut merasa kontraktor mengulur-ngulur waktu pembicaraan. Bahkan, hingga ada gebrak meja. Namun, ketegangan itu segera mereda setelah pihak kontraktor melakukan perundingan lebih jauh terkait tuntutan para LSM tersebut. Konsultan manajemen konstruksi Sport Centre Watubelah yang mewakili pihak kontraktor, Taufik Monasir, mengatakan kalau segala persoalan tengah diselesaikan, baik persoalan debu, dana kompensasi kepada penggarap tanah Negara, dan lainnya. Pihaknya menyambut baik kedatangan para LSM tersebut sebagai bentuk kontrol atas pelaksanaan proyek agar dalam pelaksanaan tidak menimbulkan persoalan seperti yang terjadi di Riau beberapa waktu lalu. “Kerjasama dengan LSM perlu dibangun agar Cirebon sukses menyelenggarakan PON Jawa Barat. Karena Cirebon merupakan satu dari lima kota yang dipilih oleh gubernur yakni Tasik, Sukabumi, Bekasi dan Bandung,” bebernya. Lebih jauh, pihaknya berharap dalam perjalanan pembangunan sport centre tidak ada kendala dan berdiri sesuai dengan target yang dicanangkan, karena kontraktor diberi waktu selama 3 bulan untuk membangun pondasi stadion dan tahun depan bisa diteruskan hingga finishing. “Semoga proyek ini sesuai dengan target yang telah ditentukan,” pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: