Polisi Gagalkan Tawuran Pelajar

Polisi Gagalkan Tawuran Pelajar

Siswa SMK Pertiwi dan SMK 4 Cidahu Diamankan KUNINGAN - Tawuran antar pelajar rupanya bukan hanya menjadi penyakit siswa di kota besar, melainkan juga merambah ke kota kecil seperti Kabupaten Kuningan. Kemarin (3/10) sekitar pukul 12.00, sebanyak 22 siswa SMK Pertiwi Kuningan berniat menyerang SMK 4 Cidahu. Namun, sebelum pecah tawuran antar pelajar, Kepolisian Sektor (Polsek) Cidahu yang mendapat laporan dari warga berhasil menggagalkannya. Dalam kejadian ini, 12 pelajar SMK Pertiwi Kuningan yang berniat menyerang SMK 4 Cidahu diamankan petugas. Polisi juga membawa 15 siswa SMK 4 Cidahu untuk dimintai keterangan. Para pelajar dari dua sekolah kejuruan itu diangkut menuju Mapolres menggunakan bus. Mereka kemudian dipisahkan. Tas milik pelajar digeledah untuk mencari benda berbahaya. Selain itu, ikat pinggang pelajar juga disita kepolisian. Polisi tidak mendapati senjata tajam atau benda tumpul di dalam tas para pelajar. Meski begitu, 12 siswa SMK Pertiwi Kuningan selanjutnya didata dan diambil sidik jari serta difoto oleh Reskrim Polres Kuningan. Dari 12 pelajar SMK Pertiwi yang diamankan, salah satunya adalah alumni sekolah tersebut. Belakangan diketahui alumni SMK Pertiwi angkatan tahun 2011 itu bernama Rian. Polisi pun mendalami keterlibatan Rian dalam rencana aksi penyerangan ke SMK 4 Cidahu. Petugas juga tengah memburu satu pelajar yang diduga provokator rencana penyerangan berinisial Sat. Menurut seorang pelajar SMK Pertiwi, Sat berada di kosannya. “Yang mengajak menyerang ke SMK 4 itu Sat, siswa SMK Pertiwi. Dia mengatakan kalau siswa SMK 4 Cidahu sudah menghina sekolahnya dengan mengatakan banci. Mungkin terpicu provokasi dari Sat inilah, kemudian para pelajar itu berangkat ke Cidahu dengan menumpang truk untuk menyerang. Tapi niat itu tidak terlaksana karena warga menelepon polisi. Kami segera melakukan langkah antisipasi untuk mencegah tawuran,” kata Kapolsek Cidahu, AKP Yayat Hidayat kepada Radar, kemarin (3/10). Saat mendatangi SMK 4 Cidahu, lanjut mantan Kasatlantas Polres Kuningan tersebut, mobilnya berpapasan dengan rombongan pelajar SMK Pertiwi yang menumpang dump truck. “Dari atas dump truck itu, pelajar SMK Pertiwi sempat melakukan pelemparan dan itu membuat warga kesal. Kami kemudian bersama warga dan pelajar SMK 4 Cidahu melakukan pengejaran. Akhirnya dari 22 siswa, 12 di antaranya berhasil diamankan. Malah warga yang emosi ada yang memukul empat siswa SMK Pertiwi karena menganggap mereka akan menimbulkan keresahan,” beber Yayat. Kabag Ops Polres Kuningan, Kompol H Taufik Asrori menegaskan bahwa kedua kelompok pelajar tersebut belum sempat melakukan tawuran karena keburu dicegah Polsek Cidahu yang datang tepat waktu. “Belum ada kontak fisik atau tawuran karena keburu dicegah polisi. Kami juga tak mendapat para penyerang dari SMK Pertiwi itu barang berbahaya seperti senjata tajam, gir, atau benda tumpul lainnya. Mungkin saja sudah dibuang saat melarikan diri atau memang tidak membawa. Mereka akan didata, dan provokatornya akan diperiksa lebih lanjut. Bila perlu diajukan ke pengadilan untuk menimbulkan efek jera,” tandas dia. Sementara sekuriti SMK 4 Cidahu, Rizqi Mubarok menerangkan, sekitar pukul 12.00 dirinya melihat segerombolan pelajar dari SMK Pertiwi berada di warung tepat di depan sekolahnya. Saat itu siswa di sekolahnya sedang proses belajar mengajar. Warga yang kesal dengan ulah pelajar dari luar daerahnya berkeliaran di jam belajar berusaha membubarkannya. Para pelajar itu berhamburan meninggalkan SMK 4 Cidahu. “Siswa SMK 4 yang sedang belajar akhirnya bersama warga ikut melakukan pengejaran. Jadi, sama sekali tidak ada kontak fisik sebelumnya. Siswa di sekolah kami sedang proses KBM. Begitu mendapat laporan, para siswa akhirnya ke luar kelas dan ikut melakukan pencarian bersama warga,” terang Rizqi. Sedangkan guru dari SMK Pertiwi Kuningan enggan mengomentari siswanya yang diduga hendak menyerang SMK 4 Cidahu. “Saya tidak tahu persis kejadiannya karena saat itu sedang KBM. Permasalahannya juga saya tidak tahu. Baru tahu setelah ditelepon Polsek Cidahu,” tutur seorang guru SMK Pertiwi Kuningan yang menolak menyebutkan identitasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: