Masyarakat Pertanyakan Dana ADD

Masyarakat  Pertanyakan  Dana ADD

Diduga Digelapkan, Kades Janji Tanggung Jawab \"\"LEUWIMUNDING – Rapat alokasi dana desa (ADD) Pemerintah Desa Lame, Kecamatan Leuwimunding, berlangsung “panas”. Peserta rapat mempertanyakan realisasi dan tindak lanjut program ADD yang anggarannya diduga digelapkan oleh kepala desa. Rapat yang berlangsung di Balai Desa Lame, dihadiri tokoh masyarakat, BPD, LPM, Camat, Kapolsek, Danramil serta ketua tim pelaksana kegiatan (TPK), Senin (8/10). Camat Leuwimunding, Junaedi menegaskan, dana ADD sudah jelas-jelas cair sebelum Idul Fitri beberapa waktu lalu. Namun demikian, Camat mengaku hanya berhak merekomendasikan, soal pengambilan atau pencairan dana, yang berwenang adalah kepala desa dan bendahara desa. “Nyatanya, dana tersebut hingga kini belum juga direalisasikan. Seharusnya ADD diperuntukkan sesuai RAB yang telah disampaikan sesuai proposal,” tegasnya dengan nada agak kesal. Dia membeberkan, pihaknya menerima aduan dari BPD yang pada saat itu menghadap kepadanya. Tidak hanya itu, tim pelaksana kegiatan (TPK) juga menanyakan kepada pihak kecamatan apakah dana ADD sudah cair atau belum. Padahal kata Jaenudin, selaku Camat, dia sudah memberikan saran beberapa kali kepada kepala desa agar bertanggung jawab atas dana ADD itu. “Kalau memang kepala desa bertanggung jawab, ya tinggal dijelaskan aja jangan terkesan menghindari masyarakat, BPD, LPM, dan unsur lainnya. Pertanggungjawaban bukan sebatas ucapan, tapi bukti nyata. Jika benar dana tersebut sudah terrealisasi, minimal material juga sudah ada. Namun kami justru mendengar isu kurang enak, makanya saya minta kepala desa menjelaskan sekaligus membeberkan kapan programnya direalisasikan,” katanya. Ketua tim pelaksana kegiatan (TPK) H Abudin juga mempertanyakan ke mana dana ADD yang sudah diambil kepala desa. Sesuai surat pernyataan atau nota kesepahaman (MoU), dana itu harus segera direalisasikan sebelum bulan Oktober 2012, atau mulai 30 September dan 7 Oktober sebagai batas akhirnya. Namun, hingga saat ini belum juga terealisasi. “Sebelumnya saya diminta untuk menjadi ketua TPK oleh berbagai pihak yang disahkan BPD, LPM, perangkat desa, dan masyarakat lainnya pada musyawarah lalu. Pembuatan panitia ini dihadiri oleh kasi pembangunan dan saya pun menyanggupinya. Saya langsung memberi usul dan masukan kepada kades untuk segera melaksanakan program yang dananya dari ADD, agar tidak terjadi lagi kasus seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Abudin yang juga kepala SMPN I Ligung ini. Pada kesempatan itu, Abudin juga membantah adanya kabar kalau dana ADD itu sudah dipegangnya. Karena sampai detik ini, dirinya sama sekali belum menerima dana itu dari kepala desa. Menurut informasi yang didengarnya, saat dana sudah cair, kades serta bendahara mau menghadap ke camat dulu, baru kemudian ke tim pelaksana. Namun ditunggu hingga saat ini, dana ADD tidak dicair-cairkan. “Beberapa minggu lalu, ada informasi sebagian dari dana itu sudah saya terima untuk bangunan fisik. Sampai sekarang saya tegaskan bahwa dana itu sama sekali belum diterima. Sesuai RAB bahwa 70 persen untuk fisik serta 30 persennya untuk biaya operasional,” bebernya. Sementara, Wakil Ketua BPD, Basuki menambahkan, pihaknya butuh kejelasan kapan dan tanggal berapa dana tersebut segera direalisasikan untuk pembangunan saluran irigasi (sawah jati). Pasalnya, desa-desa yang lain sudah dilaksanakan, sedangkan Desa Lame sampai sekarang masih belum juga. “Kami mempertanyakan dana itu ke mana? Padahal sesuai RAB pada proposal bahwa dana itu diperuntukkan bangunan fisik saluran irigasi di sawah jati. Seharusnya bangunan fisik sudah selesai sesuai jadwal, tapi hingga sekarang tidak jelas juntrungannya,” imbuhnya. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Maman Hermanto SPd menyampaikan, sesuai kesepakatan tertulis dari kepala desa, jika pada tanggal yang sudah ditentukan tidak bisa mencairkan dana ADD yang sudah diambil, maka akan siap mengundurkan diri dari jabatan kepala desa serta diproses secara hukum oleh pihak kepolisian. “Kami prihatin atas kejadian yang menimpa Desa Lame. Padahal, Desa Lame merupakan wajah Kecamatan Leuwimunding wilayah selatan. Kejadian ini mencoreng nama baik desa kita,” ungkapnya. Apa tanggapan Kepala Desa Lame, Hj Nana Rohana terkait kabar penggelapan dana ADD yang dilakukannya? Dia mengakui dana ADD sudah dicairkan, namun hingga kini belum dialokasikan. Meski demikian, dia siap bertanggung jawab sepenuhnya untuk merealisasikan pada batas maksimal bulan Oktober ini. “Saat ini saya sedang banyak masalah. Memang dana itu ada di saya, dan saya akan bertanggung jawab sepenuhnya. Bulan sekarang akan segera dilaksanakan,” ungkapnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: