Baru Satu Sekolah Tarik LKS
Kepsek Janji Kembalikan Uang Pembelian KESAMBI - Pihak sekolah memutuskan menarik lembar kerja siswa (LKS) dan buku cetak penjasorkes kelas 5 SD. Sebelumnya, orang tua murid mengeluhkan bahasa dalam LKS yang terlalu vulgar. Kepala SD Kartika 7, Puji Endi SPd menuturkan, pihaknya sudah menugaskan wali kelas 5 untuk meminta siswa membawa LKS dan buku cetak penjasorkes ke sekolah hari ini (10/10). Pihak sekolah akan melakukan penarikan LKS dan buku cetak tersebut. “Tadi saya ditelepon oleh Kepala UPTD. Diinstruksikan untuk melakukan penarikan. Tadi sudah saya beritahu ke guru kelas. Dan, guru kelas juga sudah meminta siswa untuk membawa buku tersebut,” ujarnya kepada Radar, Selasa (9/10). Puji berjanji langkah penarikan LKS dan buku cetak ini tidak akan merugikan orang tua. Sejumlah uang yang sudah dikeluarkan untuk membeli LKS dan buku cetak, akan dikembalikan pada orang tua. “Tidak akan merugikan orang tua, karena uang yang sudah dibayarkan akan dikembalikan. Insya Allah besok (hari ini, 10/10) buku yang ada akan terkumpul semua,” terangnya. Bagaimana jika uang tersebut sudah disetorkan ke penerbit? Puji menyebutkan hal tersebut menjadi risiko penerbit. Pihak sekolah juga akan memberikah pemahaman pada penerbit, karena buku dan LKS yang diperjualbelikan dianggap tidak cocok. “Nanti saya akan menyampaikan ke penerbit,” lanjutnya. Sejumlah siswa yang membeli LKS dan buku cetak, sambung dia, ada juga sebagian yang masih belum melakukan pembayaran. Bahkan ada yang mencicil. “Penarikan ini tidak akan merugikan orang tua. Uang yang sudah disetorkan akan dikembalikan,” tegasnya. Pelaksana harian Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Drs Dana Kartiman MPd membenarkan, ada sejumlah sekolah yang melakukan penarikan. “Di sisi lain, ada juga yang melakukan pengkajian. Maka dari itu, kami harap ke depan, pengawasan untuk LKS lebih diperketat lagi agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang,” katanya. Orang Tua Mendukung Orang tua siswa mengambil sikap. Mereka ingin LKS dengan bahasa vulgar segera ditarik. Uang pembelian LKS juga mesti dikembalikan secara utuh, atau diganti dengan LKS lain yang tidak vulgar. Ditemui di SDN Kartika 6, kemarin (9/10), salah seorang orang tua murid menuturkan, mengetahui peredaran LKS vulgar tersebut setelah membaca berita di Radar Cirebon dan tahu info lebih lanjut dari anaknya yang bersekolah di sana. \"Saya awalnya tidak tahu, pas tahu, saya ingin LKS tersebut segera ditarik,\" tegasnya, seraya minta nama tak dikorankan. Perempuan berkerudung tersebut beralasan bahasa yang digunakan untuk LKS siswa kelas 5 SD memang vulgar, dengan langsung menjurus pada bagian-bagian anatomi manusia dewasa. Ia pun dengan tegas menuntut pihak sekolah agar segera menarik LKS, agar tidak menimbulkan kontroversi dan pemahaman yang berbeda dari apa yang didapat anak. \"Usia anak kelas 5 SD sedang penuh rasa ingin tahu, khawatir nanti terjadi hal-hal tidak diinginkan,\" ungkapnya. Orang tua siswa lainnya, sebut saja Noni, menambahkan jika pihak sekolah sudah menarik LKS tersebut, wajib mengembalikan uang yang telah dibayarkan. \"waktu itu harganya tujuh ribuan, anak saya yang minta uang segitu,\" bebernya. Kalaupun uang tersebut tidak dikembalikan, lanjut dia, LKS itu harus segera diganti dengan LKS baru yang tidak memuat unsur porno. Menurut dia, LKS berguna sebagai lembar kerja dan latihan siswa setelah mendapatkan ilmu di sekolah. \"Dilematis memang, kalaupun ditarik ada dua pilihan. Uangnya dikembalikan, atau diganti segera dengan LKS lain,\" tandasnya. (kmg/aff)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: