PAT Kedelai Majalengka 600 Hektare
MAJALENGKA – Bupati Majalengka DR H Sutrisno SE MSi menghadiri agenda Gerakan Tanam Perdana Kedelai, di lokasi Perluasan Areal Tanam (PAT) milik Perhutani di Desa Sahbandar Kecamatan Kertajati, Kamis (4/5). Agenda tersebut juga dihadiri Kasi Ekstensifikasi Kedelai dan pemberdayaan Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Arif Muliawan. Tanam perdana tersebut dilakukan di lahan 600 hektare milik Perhutani di blok Tanjungwiru Desa Sahbandar. Bupati menyambut baik program tersebut. Apalagi saat ini pemerintah masih melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Saya berharap dengan adanya program ini kebutuhan kedelai di negara kita bisa terpenuhi, dan tidak impor lagi melainkan ekspor,” jelasnya. Sutrisno juga meminta kepada pengelola tidak main-main melaksanakan program tersebut, karena pengelola harus mengembalikan biaya yang telah diberikan secara utuh jika gagal melaksanakan program itu. Hal itu sesuai pakta integritas yang telah dibuat. Tapi jika program ini sukses, pemerintah tidak akan meminta biaya yang telah diberikan. “Tapi keuntungannya nanti dikelola oleh masyarakat, yang tujuannya untuk menyejahterakan masyarakat. Jadi jangan main-main dalam melaksanakan program ini,” jelasnya. Sementara Arif Muliawan mengatakan, Kementan tahun ini menargetkan produksi kedelai 1,2 juta ton dengan Perluasan Areal Tanam (PAT) mencapai 210 ribu hektare. Untuk PAT di Jawa Barat seluas 22 ribu hektare, sedangkan PAT di Kabupaten Majalengka seluas 600 hektare. Khusus PAT di Perum Perhutani Divisi Regional Jabar seluas 14 ribu hektare. “Produksi kedelai nasional tahun 2016 kemarin mengalami penurunan 10,94 persen atau 105 ton, dan itu hanya memenuhi 37,29 persen dari rata-rata kebutuhan nasional sebesar 2,3 juta ton. Sedangkan 62,71 persen lainnya dipenuhi dari impor,” ungkapnya. Pemerintah juga akan memfasilitasi sarana produksi, pertemuan dan pendampingan baik dari petugas maupun unsur TNI AD. Selain itu memberikan bantuan benih kedelai bersubsidi yang dapat dibeli dengan harga murah. “Kementan akan menjamin pasar bagi petani kedelai. Untuk harga diatur dalam Permendag Nomor 63/M-DAG/PER/9/2016, yakni HPP kedelai di tingkat petani Rp8.500 per kilogram dan di tingkat perajin atau konsumen Rp9.200 per kilogram,” terangnya. Untuk menyukseskan program tersebut harus ada peran aktif pemerintah daerah, dengan memberikan perhatian khusus pada upaya pengembangan komoditas kedelai. Arif yakin target tersebut bisa tercapai dengan dukungan bupati, TNI AD, petugas lapangan, dan semua pihak terkait. Kadivre Perum Perhutani Jabar dan Banten H Andi Purwadi menambahkan, selain di Kabupaten Majalengka Perhutani juga menanam di 22 kabupaten dan kota, 95 kecamatan, 186 desa, serta membentuk 416 kelompok kerja di wilayah Jabar dan Banten. Tanah milik perhutani bisa dipakai menanam palawija sebelum semuanya ditanami kedelai. “Budidaya kedelai baru terasa untung apabila menanam minimal 1 hektare, dan saya berharap apa yang menjadi cita-cita pemerintah dan masyarakat bisa terwujud,” tambahnya. (bae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: