Pemerintah Impor Bawang dari Thailand

Pemerintah Impor Bawang dari Thailand

CIREBON - Akan ada kerja sama ekspor-impor bawang merah antara Indonesia dan Thailand. Seperti yang dibahas para petani bawang merah asal Thailand dan Indonesia di aula Bank Indonesia (BI), Selasa (16/10). Dua belah pihak membahas tujuan dan kerja sama tersebut. Guna saling mengisi kekosongan saat Indonesia kekurangan produksi bawang merah dan sebaliknya. Sekjen Dewan Pengurus Pusat Dewan Bawang Merah Nasional, Mudatsir menuturkan, pemerintah Indonesia telah mengatur tata cara kegiatan impor produk hortikultura melalui Permedag 60/2012. Untuk mengatur ketentuan impor produk hortikultura dan Permentan 60/2012 tentang rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH).\"Dua peraturan menteri itu dalam rangka menciptakan harmoni kegiatan impor dan ekspor dengan fokus melindungi petani Indonesia,\" katanya. Pertemuan petani bawang merah Thailand dengan Indonesia menjadi salah satu indikasi impor bawang merah dari Thailand. Untuk mencukupi bulan-bulan tertentu yang kekurangan produksi. \"Pasti akan ada impor di Indonesia dari Thailand. Dengan catatan pada bulan-bulan tertentu saja,\" ujarnya. Seperti dikatakan Project Leader Research and Development Shallot Thailand, Charckrit Duangphastra PhD. Bahwa negaranya kerap menghasilkan produksi bawang merah berlebih pada bulan Desember hingga Februari. Dimana, pada bulan tersebut di Indonesia justru tengah ada penurunan hasil produksi bawang merah.  \"Sebab pada bulan itu Indonesia sedang musim padi. Sedangkan Thailand sedang panen bawang merah dengan kualitas terbaik,\" tuturnya. Sebagai negara penghasil bawang merah yang hanya menghasilkan 100.000 ton tiap panen, Charckrit mengatakan sebetulnya Thailand baru mampu menghasilkan bawang merah 10 persen dari Indonesia. Itu artinya, Indonesia sudah mampu menghasilkan 1.000.000 ton tiap panen. \"Maka dari itu, kami hanya bisa mengekspor bawang merah 20-30 persen. Ke negara tetangga seperti Indonesia dan Malaysia. Sisanya untuk konsumsi domestik,\" bebernya. Ia menjelaskan, kunjungan ke Indonesia bersama para petani, koperasi, dan pemerintah ingin saling mengetahui seperti apa potensi satu dengana lain. Bahkan pihak Thailand pun usai melakukan pertemuan langsung bergegas menuju Gebang. Untuk melihat langsung kondisi pertanian bawang merah di Indonesia. Ridwan, petani bawang merah Indonesia menyambut baik kehadiran petani bawang merah Thailand. Soal impor dari Thailand, ia sendiri meminta peraturan tegas dari pemerintah. Untuk membatasi jumlah bawang merah yang diimpor. Untuk melindungi petani dari anjlognya harga bawang merah impor. Sebab di Indonesia sendiri, petani menjual harga bawang merah per kilo berkisar Rp5 ribu-Rp7 ribu. \"Kalau impor harus ada batasan. Harus diatur kapan mereka bisa impor ke kita, dimana untuk menyimpannya. Supaya singkron semuanya. Jangan sampai menjatuhkan harga bawang dan keberadaan para petani,\" katanya. Disampaikan pula oleh Ketua Koperasi Nusantara Jaya Brebes dan Penangkar Benih, Hadi Sutomo. Adanya impor bawang merah dari Thailand ini merupakan salah satu bentuk kerjasama ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA) yang sudah disepakati Indonesia. \"Bagaimanpun kita kan ada kerjasama ACFTA. Asal impor dari Thailand tidak besar, ya enggak masalah. Toh kita juga sedang terus ekpor ke mereka di bulan-bulan ini. Karena saat musim panen, hasil bawang merah kita begitu melimpah,\" pungkasnya. (nda)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: