Baru Panen, Harga Garam Malah Anjlok

Baru Panen, Harga Garam Malah Anjlok

CIREBON - Belum juga panen raya petani garam di Kabupaten Cirebon berlangsung, harga garam di tingkat petani malah anjlok. Bahkan seminggu terakhir, harga garam yang sempat menyentuh Rp2.500/kg, kini hanya sampai di angka Rp1.500 saja. Saat ini, hanya ada beberapa petani yang sudah memanen garam. Mereka adalah petani-petani yang sudah mulai proses pembuatan garam sejak sebulan lalu. Ya, proses pembuatan garam saat ini memang memakan waktu yang sedikit lama dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Ini sekitar sebulanan, cuacanya meskipun tidak hujan, jarang panas. Seringnya mendung, waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama dibandingkan saat panas normal,” ujar petani garam asal Desa Rawaurip, Wahyono (30) saat ditemui Radar di sela-sela proses panen di lahan garamnya, Minggu (28/5). Harga garam saat ini, menurut Wahyono, sudah turun sekitar Rp1.000. Padahal minggu sebelumnya saat petani belum panen, harga garam masih di angka Rp2.500. “Sekarang harganya Rp1.500, harganya terus turun, padahal belum semua petani bisa panen. Ini baru sekitar seperempatnya, minggu-minggu depan pasti lebih banyak. Panen raya bisa-bisa harganya jatuh lagi, kalau bisa jual Rp500/kg saja sudah bagus,” imbuhnya. Saat ini, menurut Wahyono, para petani berharap harga garam saat ini yang berkisar di angka Rp1.500 bisa bertahan lama. Meskipun tidak tinggi, namun harga tersebut sudah cukup dan para petani bisa menikmati hasil bertani garam. “Ya mudah-mudahan harganya tetap tinggi, Rp1.500 sudah cukup. Tapi ya tidak mungkin juga, pasti nanti turun lagi,” paparnya. Sementara itu, aktivis Cirebon Timur, Rian Jaelani kepada Radar mengingatkan pemerintah untuk segera merealisasikan wacana keberadaan perusahaan daerah yang fokus untuk mengurusi garam dan melindungi para petani. “Inikan sebenarnya bukan hal aneh, jika stok banyak otomatis harga turun. Untuk melindungi petani, seharusnya ada peran serta pemerintah kabupaten, terlebih lahan garam di kabupaten masuk salah satu yang terluas di Indonesia. Sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan baik,” ungkapnya. (dri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: