Sakit, 18 Jamaah Jalani Safari Wukuf

Sakit, 18 Jamaah Jalani Safari Wukuf

JAKARTA - Hari ini (25/10) jutaan jamaah haji akan menjalani puncak ibadah haji, yakni wukuf di Padang Arafah. Sejak kemarin, jamaah calon haji telah bergeser dari pondokan di Masjidil Haram ke Arafah. Tak urung, padang pasir di perbatasan kota Makkah itu mulai sesak. Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat mengatakan, proses mobilisasi jamaah haji Indonesia dari kota Makkah ke Arafah berlangsung lancar. \"Sementara ini, mobilisasi masih terus berlangsung. Pantauan saya, jalan raya dari kota Makkah ke Padang Arafah mulai macet,\" kata Bahrul, kemarin sore WIB atau siang hari waktu Arab Saudi. Bahrul menjelaskan, seluruh jamaah haji Indonesia yang berjumlah sekitar 211 ribu diharapkan sudah berada di Padang Arafah Kamis dini hari tadi (25/10). Hingga kemarin siang waktu setempat, 20 maktab atau kapling tenda jamaah haji di Padang Arafah sudah penuh. Setiap maktab rata-rata berkapasitas 3.000 jamaah haji. Total maktab yang sudah dikapling untuk jamaah haji Indonesia berjumlah 70 titik. Bahrul juga meluruskan kabar di jejaring media sosial yang menyebutkan Makkah, dan lebih khusus Masjidil Haram, tergenang banjir akibat hujan deras. Bahrul menegaskan jika kabar ini tidak benar. \"Sudah dua hari ini tidak hujan. Tidak benar ada banjir.\" Sementara itu, Kemenag menepati janjinya untuk tetap menjalankan safari wukuf bagi jamaah yang sakit kronis. Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat menuturkan, data sementara ada 180 jamaah haji yang sakit dan harus mengikuti safari wukuf. Para jamaah haji ini akan wukuf di dalam mobil ambulan dan kendaraan medis lainnya. Para jamaah sakit ini akan diberangkatkan ke Arafah hari ini (25/10) setelah salat Duhur. Mereka akan didampingi 42 tenaga medis. Setelah selesai wukuf, mereka akan kembali ke balai pengobatan dan ke sejumlah rumah sakit. Total ambulan yang dipakai untuk safari wukuf berjumlah 24 unit. Selain itu safari wukuf juga menggunakan empat unit bus berkapasitas 27-29 orang. Sementara itu, di tanah air, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan keprihatinan mendalam terkait kasus penipuan terhadap calon CJH yang belakangan banyak terungkap. PBNU menduga ada keterlibatan pegawai Kementerian Agama (Kemenag) dalam kasus tersebut. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan, keterlibatan pegawai Kemenag bisa terjadi melalui modus konspirasi busuk dengan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang tidak terdaftar. Mereka menjanjikan adanya kuota tambahan jamaah haji, meski kondisi sebenarnya tidak tersedia. \"Yang terlibat pegawai bawahan, bukan yang di atas, mereka yang biasanya kongkalikong dengan penyelenggara ibadah haji. Jadi penyelenggara ibadah haji ini diiming-imingi seolah-olah ada kuota tambahan, padahal sebenarnya sudah tidak ada,\" tegas Said di Jakarta, kemarin (24/10). Atas kondisi tersebut, dia mendesak agar ada sanksi tegas pada kedua belah pihak. Jika perlu, kemenag lapor polisi untuk memproses secara hukum konspirasi busuk tersebut. \"Kemenag tahu mana penyelenggara yang nakal, coret dari daftar. Tindakan tegas perlu agar ada efek jera,\" tambahnya. Selain pegawai Kemenag, dia menengarai, kasus penipuan terhadap calon jamaah haji juga melibatkan staf Kedutaan Arab Saudi. Modus yang digunakan adalah janji pengurusan visa haji, meski kuota yang tersedia sudah habis. \"Yang terlibat ya orang Indonesia juga yang memang ngepos di sana, bukan orang Arab di Kedutaan. Nah, mereka ini juga harus ditindak. Jangan diberi angin sedikitpun, jangan dimaafkan,\" tegasnya, kembali. Sejumlah kasus penipuan calon jamaah haji terungkap di sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya di Medan, Sumatera Utara. Sebanyak 76 orang yang mendaftar melalui Azizi Tour and Travel dan telah menyetorkan uang sebesar Rp70 hingga Rp80 juta, ternyata mereka batal diberangkatkan. Data di Inspektorat Jenderal Kementerian Agama, jumlah korban penipuan di seluruh Indonesia saat ini sudah lebih dari 2.500 orang. (wan/dyn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: