Majalengka Optimis Jadi Kota Wisata dan Penerbangan

Majalengka Optimis Jadi Kota Wisata dan Penerbangan

MAJALENGKA- Mapag Hari Jadi Ke-527 Majalengka, seluruh elemen masyarakat Majalengka optimis wujudkan “Kota Wisata dan Penerbangan.” Untuk itu dibutuhkan sosok pemimpin sekaligus kepala daerah yang baik, harus memiliki visi yang kuat menuju kesejahteraan rakyatnya. Hal itu ditunjukan di bawah kepemimpinan Bupati DR H Sutrisno SE MSi, dengan visi tersebut telah terbukti selama 2 periode kepememimpinannya, sejak pertama pada Tahun 2008- 2013, dan periode kedua sejak Tahun 2013-2018 mendatang, tekad kuat sang pemimpin itu terus digelorakan. Masa pemerintahan Sutrisno-Karna (Suka) Jilid Kedua tersisa kurang lebih 1,5 tahun lagi, dengan penuh optimis keduanya mampu mewujudkan cita-cita masyarakat Majalengka yakni Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, dan Religius (MAKMUR). Kini di tahun 2017, dalam menyikapi peringatan Hari Jadi Majalengka ke-527 tepatnya 7 Juni 2017, bupati Sutrisno mengajak masyarakat untuk memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Atas karunia dan ridho-Nya masih diberikan kesempatan memperingati Hari Jadi Majalengka. Di berbagai kesempatan, bupati memompa semangat masyarakat dalam mereflesikan kegiatan hari jadi tersebut. Mendorong dan mendukung penyelenggaraan serangkaian kegiatan baik di kota sampai ke pedesaan. Tema peringatan Hari Jadi Majalengka Tahun 2017 ini adalah Visit Majalengka dengan sub tema “Dengan Semangat Hari Jadi Majalengka ke-527 Kita Wujudkan Majalengka Kota Wisata dan Penerbangan.” “Tema ini selaras dengan tekad kita untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor pembangunan ekonomi guna mengimbangi derap langkah pembangunan fisik yang terus meningkat seiring dengan pembangunan Bandara Internasional di Kecamatan Kertajati. Kehadiran bandara ini merupakan peluang bagi kita, karena wilayah kita akan dikunjungi banyak orang, baik dari dalam maupun luar negeri,” papar bupati. Bupati juga menekankan perlunya mengembangkan obyek wisata yang siap kunjung, agar mereka yang keluar masuk bandara tidak lekas meninggalkan Majalengka, tetapi singgah lebih lama untuk mengunjungi objek wisata yang kita siapkan. Menurutnya, pariwisata adalah salah satu yang dapat menjadi daya tarik untuk membuat orang singgah dan lebih baik lagi menjadi tujuan perjalanan. Mulai tahun ini, Pemkab Majalengka tengah mengembangkan dan membangun sektor wisata unggulan Kabupaten Majalengka. Mulai dari terasering Panyaweuyan, Hutan Pinus, Telaga Nila, Obyek Wisata Paralayang Gunung Panten, Curug Muara Jaya dan lainnya. Belum lagi banyaknya curug yang tersebar diwilayah Majalengka, sehingga Majalengka kini telah menyandang gelar kota seribu curug (air terjun). “Mari kita seiring sejalan bersama tokoh pemuda, penggiat wisata dan putra-putra daerah yang mampu berkontribusi memajukan pariwisata Majalengka. Hal ini guna nengungkit perekonomian masyarakat sehingga terwujud Majalengka Kota Wisata dan Penerbangan,” terang bupati yang penuh inovasi ini. Menyikapi pembangunan BIJB Kertajati, Sutrisno kembali menegaskan, seperti disampaikan Menhub RI Budi Karya Sumadi yang menyebutkan, BIJB di Kertajati akan menjadi salah satu ikon di Jabar ke depan. Menhub berharap semua penumpang yang dari Jabar bahkan juga Jawa Tengah bagian Barat bisa menggunakan bandara internasional BIJB. Meskipun BIJB Kertajati disiapkan menjadi konektivitas internasional logistik di Jabar, yang merupakan salah satu pusat logistik yang ada di Indonesia. Termasuk barang produksi elektronik, ekspor bisa dilakukan melalui bandara di Kertajati. Yang perlu digaris bawahi adalah dalam pengembangannya Bandara Kertajati harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Sutrisno pun berharap proyek bandara tersebut dapat berjalan sesuai rencana sehingga pada akhir 2018 bisa beroperasi dengan sempurna dan tepat waktu. Yang lebih prinsip, dalam menandai Peringatan Hari Jadi Majalengka ke-527 selain menjadi momentum untuk mengungkapkan rasa syukur ke Hadirat Allah, juga sebagai sarana melakukan evaluasi terhadap kinerja masa lalu agar menjadi bahan kita untuk menata langkah baru guna mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat Majatengka yang lebih MAKMUR. “Saya harapkan rangkaian kegiatan memperingati momentum bersejarah ini jangan sebatas rutinitas dan seremonial, tetapi harus menjadi dorongan dan motivasi bagi warganya agar mampu menghargai dan menjunjung tinggi sejarahnya. Sebab, Majalengka tak akan ada seperti sekarang tanpa ada perjalanan sejarahnya,” ucapnya. Selanjutnya bupati  menyatakan “penentuan titik awal” atau  Hari Jadi Majalengka yang senantiasa diperingati tiap tahunnya berdasar pada Peraturan Daerah Tingkat II Majalengka Nomor 05/DP.013.1/PD11982. “Dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa Hari Jadi Majalengka jatuh pada tanggal 7 Juni 1490. Karenanya, diperingati Hari Jadi Majalengka ke-527 harus menjadikan kita sebagai masyarakat yang dapat menghargai dan menjunjung tinggi sejarah daerahnya. Sebab, Majalengka tak akan ada seperti sekarang tanpa ada perjalanan sejarah di masa lalu,” tegasnya. Sutrisno pun mengutip kalimat Bung Karno, Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghormati sejarah dan pejuangnya. Maka jangan sekali-kali melupakan sejarah perjalanan sejarah Majalengka yang demikian panjang, selama lima abad lebih. Apalagi telah menorehkan pengalaman untuk terus beraktualisasi diri menjadi kabupaten yang maju di Jawa Barat. Ini tercermin dari tekad dan komitmen untuk bersama-sama mewujudkan visi pembangunan “Majalengka Makmur”. Visi tersebut merupakan bukti betapa kuatnya keinginan masyarakat Majalengka untuk terus menyejajarkan diri dengan masyarakat daerah lain di Jawa Barat. “Perjalanan dan pengalaman sejarah tentunya akan banyak memberikan kematangan dan sebagai spirit utama untuk terus memaknai visi Kabupaten Majalengka secara berkelanjutan. Demikian juga dengan catatan prestasi yang banyak diukir dalam perjalanan sejarah akan menjadi pemicu untuk terus berkarya dan berkarsa guna mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan,” terangnya. Dalam konteks tersebut, lanjut Sutrisno, mometum bersejarah ini harus menjadi motivasi masyarakat agar lebih berperan menjadi pelaku utama dan menjadi mitra terdepan dalam mewujudkan Kabupaten Majalengka Makmur. “Kunci utama untuk mewujudkannya adalah dengan memantapkan kebersamaan, nilai optimisme, serta semangat untuk terus membangun dan mengembangkan kekuatan bagi tercapainya Sindahkasih Sugih Mukti Majalengka Bagja Raharja,” tegas Sutrisno. Menurutnya, sebagai pemimpin yang tidak boleh berhenti berjuang, kecuali dipanggil Allah (meninggal dunia), dirinya bertekad lebih kuat lagi untuk membangun Jawa Barat ke depan. Spirit untuk maju itu tak lepas dari keresahannya sebagai orang dari wilayah timur Jabar yang merasa selama ini pembangunan di wilayahnya kurang merata. Jabar itu sebagai penyangga ibu kota sudah seharusnya maju dengan pemerataan pembangunan. Jika dilihat dari sejarah dan statistik perkembangan ekonomi di Jabar pada mulanya berawal dari wilayah timur yang masuk dalam Wilayah 3 Jabar, yakni Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan. “Kenapa daerah timur ketinggalan? Karena sejak merdeka belum ada pemimpin Jabar yang berasal dari timur. Itu menjadi spirit buat saya. Saya? bertekad menjadikan Jabar, mutiara untuk Indonesia raya. Pasalnya Jabar sebagai penyokong ibu kota negara harus kondusif,” ungkapnya. Dia merasa pengalaman dia memimpin Majalengka dalam dua periode ini bisa diaplikasikan ketika memimpin Jabar jika kelak dipercaya nanti. “Selagi saya masih bernafas, sebagai seorang politikus, saya akan mengerahkan segala daya upaya untuk tetap mengabdi dan memberikan yang terbaik kepada NKRI,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: