Soda Rasa Cendol

Soda Rasa Cendol

INI bulan puasa, berarti waktunya bicara soal… Makanan! Lebih tepatnya soal minuman, sesuatu yang mungkin bisa ngetren dalam waktu dekat.

***
Bulan Ramadan ini, dan sebenarnya sejak bulan sebelumnya, teman-teman saya yang bisnisnya di bidang makanan sedang lebih sibuk dari normal. Mungkin tidak sesibuk tahun-tahun sebelumnya, tapi yang jelas lebih sibuk dari normal.
Ironis, di bulan yang seharusnya banyak orang menjaga makan, industri makanan justru menganggap sebagai era panen. Di hari-hari ’’normal’’, semua sibuk bicara soal makan lebih sehat. Mengurangi gorengan, makanan berlemak, nasi, dan lain sebagainya. Di bulan Ramadan, kok kayaknya saya melihat justru banyak yang berpesta pora, ya? Benar, nggak? Atau jangan-jangan bulan ini saya sedang berada di dimensi yang berbeda (kalau di dunia DC Comics, empunya Superman dan Batman dan –wow– Wonder Woman, sedang berada di Earth-2). Kayaknya, hari ’’kemerdekaan’’-nya bukan lagi saat Idul Fitri, melainkan setiap hari saat buka puasa… Saya bisa membayangkan, imajinasi dan fantasi soal makanan memang bisa menggoda setiap siang. Apalagi untuk anak-anak yang baru belajar berpuasa. Bukalah dengan yang manis-manis. Yammm… Coca-Cola, Pepsi Cola, Fanta, Mirinda, es cendol, es kelapa muda, es tebu, soda gembira, soda rasa permen karet, soda rasa cokelat, soda rasa tebu, soda rasa cendol, soda rasa kelapa muda… Soda rasa cendol? Kenapa tidak? Jangan kaget kalau tidak lama lagi ada soda rasa cendol tersedia di pasaran. Atau soda rasa tebu, atau soda rasa kelapa muda. Pembaca yang terhormat, itu namanya ’’craft soda’’. Dan jenis minuman ini sedang naik daun di negeri yang memopulerkan soda, Negeri Paman Sam. Sebenarnya soda rasa unik-unik bukanlah hal baru. Sejak lama sudah ada. Dibuat oleh produsen-produsen ’’indie’’ atau setengah besar, biasanya dijual di kawasan-kawasan terdekat saja. Soda rasa bubblegum alias permen karet sudah ada sejak 20 tahun lalu (atau lebih). Itu salah satu minuman favorit saya dulu. Juga rasa vanila, cokelat, dan apel. Belakangan produsen dan variannya makin bermacam-macam. Ada yang hanya bisa didapat di kota tertentu, di restoran tertentu. Ada yang dibuat limited edition. Dan macam-macam ide unik lain. Laporan industrinya juga luar biasa, menurut Beverage Marketing, seperti dikutip USA Today baru-baru ini. Pada akhir 2016, industri minuman berkarbonasi secara keseluruhan turun, walau hanya 0,85 persen, dengan nilai pasar total USD 52,5 miliar. Dalam tren turun itu, pasar craft soda justru naik 5 persen. Nilainya bahkan terus naik dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2011 angkanya USD 427,7 juta, tahun lalu mencapai USD 541 juta. Masih ’’kecil’’ kalau dibandingkan pasar keseluruhan, tapi pergerakannya menarik. Alasannya? Mungkin sama dengan mengapa orang memilih bir daripada microbrewery atau designer coffee. Karena kalau beli yang pasaran itu tidak lagi keren, dan minuman yang unik bisa menunjukkan bahwa kita ini individu yang lebih unik dan sophisticated. Alasan yang sama dengan kenapa dulu saya suka soda rasa permen karet (merek Jones, buatan Seattle). Karena teman-teman langsung heboh semua melihat minuman saya berwarna biru… Kabarnya, craft soda ini juga akan terus makin berkembang. Bahkan, para raksasa pun mulai ikutan terjun ke arena ini. Membeli perusahaan-perusahaan craft soda, atau merilis minuman edisi khusus sendiri dengan rasa-rasa yang aneh-aneh dan khusus, bahkan juga limited edition. Waktu kuliah dulu, saya belajar kalau perusahaan-perusahaan raksasa itu sudah menyiapkan anggaran khusus untuk ’’produk gagal’’. Misalnya, USD 100 juta untuk merilis produk eksperimental. Kalau berhasil, maka itu jalan. Kalau gagal, ya sudah, tahun depan keluar lagi USD 100 juta untuk bikin ’’produk gagal’’ lain. Tidak boleh pelit dalam bereksperimen. Tidak boleh takut menggedor-gedor pintu baru untuk memperbesar pasar, menghadang pesaing sebelum mengganggu. Dan supaya terus berada di barisan tren terdepan, tidak terkesan kuno. Karena tren seperti ini biasanya mengglobal, maka kita pun sebenarnya sudah bisa menemukan craft soda di tempat makan-tempat makan khusus di Indonesia ini. Anda bahkan mungkin sudah pernah mencobanya, hanya Anda tidak sadar kalau Anda sebenarnya sudah merasakan craft soda. Dan craft soda ini bisa ’’membungkus diri’’ dengan image yang lebih modern dan sehat. Misalnya, menggunakan gula alami, menggunakan bahan organik, atau bahkan tidak menggunakan gula. Sehat beneran atau tidak, ya entahlah, wkwkwkwk… Sekarang tinggal menunggu kreasi Indonesia-nya. Sekarang sudah banyak pakar kopi di Indonesia. Siapa tahu, ke depan bakal banyak juga pakar soda di Indonesia. Makanya, jangan kaget kalau nantinya ada soda rasa beras kencur, soda rasa sinom, soda rasa lidah buaya, dan soda rasa cendol… Happy Wednesday! Selamat menunaikan ibadah puasa! (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: