Waspada, Peredaran Uang Palsu Naik Jelang Lebaran, Nih Buktinya

Waspada, Peredaran Uang Palsu Naik Jelang Lebaran, Nih Buktinya

CIREBON - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon tak henti menyisipkan sosialisasi ciri keaslian uang rupiah (cikur) di setiap event. Seperti halnya dilakukan pada kas keliling penukaran uang di At-Taqwa, 13-15 Juni 2017. Masyarakat diajak lebih paham dan sadar tentang uang rupiah asli. Sehingga peredaran uang palsu (upal) dapat ditekan. Pasalnya, hingga Juni 2017, temuan uang palsu oleh KPw BI Cirebon tercatat sebanyak 2.261 lembar. Deputi Kepala KPw BI Cirebon Yukon Afrinaldo mengungkapkan, temuan tersebut menurun dari tahun 2016 di periode yang sama. Hingga Desember 2016 ditemukan 7.077 lembar. Artinya, jika ingin dibandingkan dengan tahun ini, dalam 6 bulan tahun lalu sudah 3.500 lembar upal. Hasil ini tak lepas adanya efek kegiatan sosialisasi yang dilakukan BI di berbagai titik di Ciayumajakuning, mendatangi langsung masyarakat. \"Temuan paling banyak masih di Kabupaten dan Kota Cirebon. Disusul Indramayu, Majalengka dan Kuningan,\" ungkapnya. Selain adanya penurunan, Aldo sapaan akrabnya mengaku ada yang unik. Walau secara temuan menurun, grafik upal Juni jelang Lebaran dan Juni 2017, menunjukkan peningkatan. Hal ini menggambarkan bahwa tren temuan upal saat Ramadan dan Lebaran cenderung meningkat. Masih banyak oknum memanfaatkan kebutuhan uang masyarakat yang ditunggu. Kondisi ini juga butuh upaya dari berbagai pihak termasuk kepolisian. \"Kami juga senang bahwa dari jumlah data yang ada, jumlah temuan upal yang diperoleh dari klarifikasi masyarakat dan perbankan naik. Artinya kesadaran masyarakat sudah semakin baik,\" tuturnya. Berbanding terbalik dari klarifikasi upal masyarakat dan perbankan yang turun, lain halnya dari penangkapan dan yang mengalami penurunan. Dibanding beberapa tahun lalu, justru temuan kepolisian dari kasus upal masih tinggi, namun tidak untuk 2016 dan 2017. Aldo juga menyebut sekilas tentang aliran uang keluar (outflow) yang mencapai Rp 904 miliar. Sementara aliran uang masuk (inflow) mencapai Rp 1,1triliun atau net inflow sebesar Rp 199 miliar. Meski mengalami net inflow, namun untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan permintaan uang layak edar di bulan Ramadan, dari perbankan dan masyarakat, maka persediaan kas ditambah. Agar pagu kas minimum tidak tergerus, dan persediaan kas baik secara jumlah maupun komposisi pecahan dapat tersedia. Tujuannya untuk memenuhi proyeksi kebutuhan perbankan dan masyarakat, khususnya pada bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. (tta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: