Ingin Duet dengan Maman atau Teten
MAJALENGKA– Anggota DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka mengungkapkan, kalau saja dirinya boleh mengajukan kriteria partner (baik posisi gubernur ataupun wakil gubernur), ia berharap agar mendapatkan pasangan yang satu Ideologi. “Maksudnya ia adalah pekerja politik, bukan mencari kekuasaan dengan politik. Sekalipun dari internal partai, kalau tidak dapat berkerjasama dalam memberikan kebijakan-kebijakan publik, itu artinya bukan satu ideologi,” ujar dia, kepada Radar, Selasa (30/11). Sampai saat ini, kata dia, kalau ditanyakan, Rieke mengajukan dua nama yakni, Pengasuh Pondok Pesantrean Al Mizan Maman Imanulhaq dan Secretary General Transparency International Indonesia Teten Masduki. “Mereka sudah masuk dalam bursa pilgub dan juga penjaringan di beberapa survei. Dan kalau dari internal sendiri, ada beberapa nama, Pak Dedi (Bupati Cirebon, Dedi Supardi) Pak Aang (Bupati Kuningan, Aang Hamid Suganda) dan Mas Gatot (Pengurus DPD Jabar),\" bebernya. Menurut dia, Maman Imanulhaq dan Teten Masduqi mampu mengerti bagaimana dirinya bekerja. Bukan hanya itu, mereka adalah sahabat lama. \"Intinya, kedua orang itu mampu dan tau apa yang ingin dan akan saya lakukan pada Jabar. Jabar Baru dan Bersih,\" tegasnya. Sementara itu, kedatangan Rieke Dyah Pitaloka ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mizan, Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, makin menguatkan isu Rieka akan berpasangan dengan Kiai Maman Imanulhaq, dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Namun, mantan komedian ini membantah kedatangannya ke Cibolerang ada kaitannya dengan pilgub. “Kedatangan saya beserta Kang Maman ke pondok pesantrennya sebatas silaturahmi. Bukan berarti deklarasi, karena deklarasi pembentukan siapa calon yang diusung itu adalah sebuah partai. Kami masih menunggu rekomendasi dari Ibu Megawati Soekarno Putri. Kita juga masih sebagai bakal calon dan sebatas sosialisasi kerja dengan beliau (Maman),” tegasnya. Dikatakan Rieke, hingga kini ia belum tahu pasti secara resmi apakah dirinya akan direkomendasi atau tidak. Dikarenakan yang berhak merekomendasikan hanya Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Memang kami dengan Kang Maman selalu komunikasi dalam berbagai hal, yang salah satunya cara pandang mengenai pluralisme. Karena kami berdua memandang ada persoalan pluralisme di Jabar yang harus kita selesaikan bersama dan harus dicarikan solusinya,” katanya. Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al-Mizan, Kiai Maman Imanulhaq membenarkan, kedatangan Rieke ke ponpesnya sebatas silaturahmi. Namun, bila dikaitkan dengan beredarnya pemberitaan terkait dirinya menjadi pendamping Rieke sebagai calon gubernur Jabar, hal itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri. “Tentunya saya semakin percaya diri dan menyatakan siap untuk dijadikan pendamping Rieke Diah Pitaloka. Sesuai yang dibilang teteh Oneng tadi, bahwa yang berhak menjadi pendampingnya adalah keputusan dan rekomendasi dari DPP PDIP. Yang jelas, hubungan kami berdua semakin baik,” paparnya. (ono/via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: