12 Korban Tewas Sulit Diidentifikasi
TNI Polri Sisir Dua Desa Cari Korban Tertinggal WAYPANJI – Situasi Desa Balinuraga dan Desa Desa Sidoreno, Kecamatan Way Panji, Lampung Selasatan (Lamsel), kemarin (30/10), berangsur normal. Tidak ada lagi kerumunan massa yang terjadi seperti dua hari sebelumnya. Rumah-rumah warga di Desa itu dalam keadaan kosong. Pemilik rumah, diungsikan ke Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Bandarlampung yang berjarak 58 kilometer dari lokasi bentrok. Tidak kurang dari 1.136 jiwa dari 303 Kepala Keluarga (KK) yang diungsikan ke sana. Namun demikian, 3.409 personel Polri dan 700 personel dari TNI AD maupun Marinir masih disiagakan di lokasi kejadian dan sejumlah titik disekitaran Desa Balinuraga dan Sidoreno. Penarikan personel TNI dan Polri ini, rencannya akan dilakukan setelah situasi benar-benar kondusif. Mereka terus menyisiri setiap sudut-sudut desa dan areal pesawahan untuk mencari korban bentrok yang tertinggal. Hingga kemarin, tercatat, sudah 12 orang tewas. Tiga korban tewas pada bentrok Minggu (28/12) sedangkan Sembilan korban tewas saat bentrok susulan Senin (29/12). Namun dari 12 korban tewas itu, hanya tiga yang teridentifikasi. Masing-masing Marhadan (35) bin Samsunir Warga Dusun jembat Besi Desa Gunung Terang Kecamatan Kalianda, kemudian Jahya (30) bin Abdullah warga Desa Jati Permai Kecamatan Kalianda dan Alwin (35) bin Solihin warga Desa Tajimalela, Kalianda. Sementara, korban tewas yang bentrok pada hari kedua (29/10) belum teridentifikasi. Keduabelas warga tewas ini kondisinya mengenaskan hingga sulit dikenali. Sedangkan versi warga setempat, ada dua korban deterpenggal bernama ’’Jenazah korban masih di rumah sakit. Masyarakat yang kehilangan keluarganya akan dibawa ke rumah sakit untuk melihat jenazah itu, untuk mengidentifkasi korban,’’ terang Kapolres Lamsel, AKBP Tatar Nugroho saat dikonfirmasi wartawan saat di Desa Sidoreno, kemarin. Mantan Kapolres Lampung Barat (Lambar) ini juga menegaskan,Desa Sidoreno dan Balinuraga untuk sementara diisolir samapi situasi benar-benar normal. Sementara mengnai penempatan personel akan dilakukan sampai situasi benar-benar kondusif. Sementara, di Desa Sidoreno masyarakat mulai beraktivitas seperti biasa. Bahkan, sejumlah toko dan warung di desa itu sudah buka kembali seperti hari-hari biasanya. Sementara, aparat Kepolisian dan TNI masih ditempatkan di lokasi kejadian. Asisten Kapolri bidang Operasi, Irjend. Pol. Badrodin Haiti mengatakan, situasi seperti ini cenderung banyak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang menyebarkan isu-isu yang sifatnya memprovokasi. Karenanya, Jenderal Polisi bintang dua ini meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan kabar-kabar yang berkembang. ’’Kalau masyarakat bingung dengan informasi itu dapat menanyakannya langsung kepada aparatur pemerintah. Baik,Camat, Lurah maupun Kades. Termasuk Bupati dan aparat Kepolisian yang ada di masyarakat,’’ katanya kepada wartawan usai meninjau Desa Balinuraga, kemarin (30/10). Mantan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) itu juga mengungkapkan, Polda Lampung telah menginstruksikan seluruh jajaran Polres di Sai Bumi Ruwa Jurai ini untuk mengantisipasi agar konflik yang terjadi di Lamsel, tidak terjadi di dearahnya masing-masing. Sehingga, konflik sekecil apapun yang dapat menimbulkan pengerahan massa dan bernuansa sara dapat diatasi. Lulusan Akpol terbaik tahun 1982 ini mengungkapkan, konflik yang terjadi di masyarakat ini disebabkan karena tidak ada harmonisasi sosial di masyarakat. ’’Ini perlu peran serta dan sinergisitas seluruh pihak, baik lapisan masyarakat, maupun aparatur pemerintah untuk menciptakannya. Konflik ini terjadi karena tidak ada harmonisasi di tingkat bawah,’’ ungkapnya. (dur/nur/ary)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: