Badai Sandy di AS Tewaskan 55 Orang

Badai Sandy di AS Tewaskan 55 Orang

Total Kerugian Ditaksir Capai Rp 480 Triliun \"\"NEW YORK- Amuk Badai Sandy di timur Amerika Serikat (AS) mulai mereda. Badai sangat kuat yang dijuluki superstorm atau frankenstorm tersebut telah meninggalkan kawasan East Coast (pantai timur) AS kemarin (31/10) dan bergerak ke utara, termasuk Kanada. Tetapi, badai itu mengakibatkan banyak kerusakan yang sangat besar. Data terakhir menunjukkan bahwa korban tewas akibat amuk badai tersebut di AS mencapai 55. Badai Sandy meninggalkan Negara Bagian New York Selasa waktu setempat (30/10) atau kemarin WIB. Meski masih terkepung banjir dan belum mendapat aliran listrik, warga New York dan sejumlah kota lain di AS mulai berbenah atau bersih-bersih. Karena kerusakan fisik akibat Sandy cukup parah, proses perbaikan listrik tidak bisa cepat. Listrik di kawasan Manhattan diperkirakan baru akan menyala dalam waktu minimal empat hari lagi. \"Memulihkan listrik dan membenahi transportasi adalah dua tantangan terbesar yang akan kita hadapi dalam waktu dekat ini,\" kata Wali Kota New York Michael Bloomberg kemarin(31/10). Selasa lalu, Bloomberg meninjau kerusakan akibat amuk Sandy. Salah satunya adalah kawasan Breezy Point di Queens Borough. Saat Sandy mengamuk Senin lalu, lebih dari 80 rumah di kawasan itu hangus terbakar. Itu terjadi setelah banjir memicu korsleting listrik serta kemudian menimbulkan kebakaran yang cukup hebat. Warga mulai melakukan kegiatan lagi. Sekelompok laki-laki dan perempuan tampak berjajar di salah satu halte New York untuk menanti bus. Karena belum ada subway yang beroperasi lagi, warga New York yang sudah harus kembali bekerja harus menumpang bus. \"Kita akan melewati semua ini dengan baik, seperti apa yang selama ini telah berhasil kita lakukan,\" ujar Bloomberg, menyemangati warganya. Garda Nasional (National Guard) pun sibuk melakukan evakuasi di beberapa sudut kota. Tidak hanya di New York, tentara pemerintah juga memberikan pertolongan darurat di Negara Bagian New Jersey. Dua negara bagian itu memang yang paling parah terkena dampak Badai Sandy. Selain mengevakuasi warga yang terjebak banjir, Garda Nasional juga membantu mendistribusikan makanan dan air bersih. Dari Washington, Presiden Barack Obama menyatakan siap mendukung pemulihan di berbagai sektor. Kemarin Obama melawat ke New Jersey. Hal itu terjadi setelah Gubernur New Jersey Chris Christie melaporkan bahwa kerusakan fisik akibat Sandy tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Apalagi, kerusakan di kawasan pesisir pantai di wilayahnya. Senin lalu (29/10), selain New York, Obama mengumumkan pemberlakuan status darurat di New Jersey. Badai Sandy menghancurkan banyak bangunan maupun infrastuktur. Badai itu tak hanya menerjang New York dan New Jersey, tapi juga negara bagian lain, seperti Maryland, North Carolina, Pennsylvania, Virginia, West Virginia, Delaware, Connecticut, Massachusetts, New Hampshire, dan Maine. Korban tewas terbesar berasal dari New York (18 orang). Lalu, New Jersey dan Pennsylvania menyusul (masing-masing lima tewas). Di Connecticut, dua tewas. Jutaan warga di berbagai negara bagian kehilangan listrik. Untuk mencegah dampak yang lebih parah akibat badai, pemerintah federal AS tetap menonaktifkan tiga reaktor nuklir. Selain itu, pemerintah memperingatkan pengelola reaktor keempat agar bersiap-siap melakukan pemadaman. Badai dapat mengacaukan sistem pendingin dan transmisi jaringan pada reaktor nuklir. AIR Worldwide memerkirakan kerugian finansial akibat Sandy USD 7 miliar (sekitar Rp 67,2 triliun) sampai USD 15 miliar (sekitar Rp 144,15 triliun). Namun, estimasi lain menyebut bahwa total kerusakan akibat badai tersebut bisa mencapai USD 50 miliar (sekitar Rp 480 triliun). Selain kerusakan di area pesisir, permukiman warga, dan wilayah komersial, juga terjadi kerusakan fisik di sentra industri. Padahal, Katrina tercatat sebagai badai kategori tiga. Dengan kecepatan 281 kilometer per jam, badai Sandy mampu menyapu wilayah yang berjarak sekitar 1.530 kilometer dari mata badai. (AFP/AP/RTR/CNN/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: