Catat Rekor, 1.500 Warga Pukul Genting
MAJALENGKA - Masyarakat Jatiwangi mencatat rekor kolaborasi musik dengan memukul 1.500 genteng, kemarin. Acara bertajuk “Ceramic Music Festival 2012” yang digelar di eks Pabrik Gula Jatiwangi itu berlangsung semarak. Pesertanya pun dari berbagai kalangan, mulai dari Dinas Pendidikan, para siswa, ibu-ibu PKK, jajaran TNI dan Polri, dan aparat pemerintah setempat. Ketua panitia, Beben Nurberi menuturkan, selama dua pekan wisatawan mancanegera tinggal bersama warga di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka untuk berkolaborasi membuat alat musik dari tanah liat. “Alhamdulillah Jatiwangi telah berhasil mencatatkan namanya di mata dunia. Karena kegiatan seperti ini hanya ada di Jatiwangi, Kabupaten Majalengka,” ujarnya kepada Radar di sela-sela acara, kemarin. Dia berharap, kegiatan ini sebagai media pendidikan kepada masyarakat tentang media tanah liat yang bisa dimanfaatkan menjadi bingkai musik. “Ini juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan opening ceremonial “Ceramic Music Festival” atau Pesta Tanah 2012,” ucapnya. Kegiatan yang direncanakan berlangsung selama dua minggu ini, akan menghadirkan pameran seni keramik, workshop alat musik, seminar seni keramik, bazar keramik, dan persentase pertunjukan musik. “Seperti kita ketahui, produksi genting di Kecamatan Jatiwangi telah hidup dan menghidupi masyarakat Jatiwangi. Suka atau tidak suka, disadari atau tidak, tatanan ekonomi sosial dan budaya di Jatiwangi sangat kuat oleh pergerakan produksi genting. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi meluangkan waktunya untuk Jatiwangi,” ujarnya. Sementara itu, Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi mengapresiasi kegiatan yang terbilang langka dan mengagumkan itu. Menurutnya, Jatiwangi memiliki warisan budaya leluhur yang memanfaatkan tanah liat diolah menjadi sebuah nilai seni. “Warisan leluhur ini kemudian dikembangkan secara khusus oleh para pemuda yang tergabung dalam Jatisura Art Factory (JAF). Dengan kreativitas dan inovasinya, tanah liat bukan hanya bisa menjadi genting, melainkan berbagai macam manfaat lainnya, seperti alat seni. Ini luar biasa,” ungkapnya kagum. Kegiatan memukul 1.500 genting ini, kata Sutrisno menjadi sejarah dan rekor yang pantas disandang Jatiwangi, Majalengka, bahkan Indonesia. “Kreasi masyarakat Jatiwangi menjadi inspirasi dan pantas mencatat rekor, minimal di Indonesia. Oleh karena itu, mari kita lestarikan warisan leluhur kita,” ajaknya. Di tempat yang sama, Notaris Wiwin Widyaningsih SH mengatakan, hasil dari penyelenggaraan memukul 1.500 genting itu, akan direkap dan didaftarkan kepada panitia untuk penganugerahan oleh Musium Rekor Indonesia (MURI). Sementara, 1.500 genting itu akan diserahkan kepada Komando Distrik Militer (Kodim) 0617 Majalengka yang diperuntukkan sebagai program bhakti TNI bangun rumah tidak layak huni. Kemudian, stik yang digunakan sebagai media pukul juga diserahkan kepada seluruh penjual serabi di Kecamatan Jatiwangi. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: