Kelas Khusus Atlet Masih Dipertimbangkan

Kelas Khusus Atlet Masih Dipertimbangkan

CIREBON - Rencana Walikota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH untuk mengadakan kelas khusus atlet berprestasi di SMPN 4, di luar pelaksanaan resmi PPDB, mendapat tanggapan Kadisdik Drs H Jaja Sulaeman MPd. Dia menegaskan, sampai saat ini, pihaknya tetap memegang teguh aturan yang berlaku. Tidak menerima siswa susulan, karena PPDB sudah ditutup. “Kuota tidak boleh melebihi ketentuan. Setiap kelas maksimal 32 siswa. Lebih dari itu, ada sanksi tegas untuk kepala sekolah dan panitia PPDB,” terangnya kepada Radar, Jumat (14/7). Adapun untuk SMPN yang kekurangan siswa, pembukaan jalur non zonasi dibuka sampai akhir pekan ini, sebelum masuk sekolah hari pertama. Terkait keinginan KONI Kota Cirebon agar mengakomodir siswa berprestasi olahraga yang belum mendapatkan SMPN, Disdik masih mempertimbangkan dan membahasnya. Kebijakan akhir tetap ada di tangan walikota. Hanya saja, kata Jaja, sampai hari ini sikap walikota sama dengan Disdik. Tidak ingin ada penambahan rombel dan kuota. Terlebih, saat ini siswa baru bersiap menyambut hari pertama mereka di sekolah baru. Jaja menjelaskan, dalam rapat bersama KONI dan walikota, diputuskan beberapa hal. Di antaranya dibuka kelas khusus prestasi olahraga. Namun, Disdik harus memiliki perangkat aturan agar pelaksanaan kelas khusus siswa berprestasi olahraga dapat diakomodir.Untuk itu, lanjutnya, Disdik sedang membahas aturan terkait hal itu. “Bentuknya bisa surat keputusan walikota. Tapi itu belum pasti. Setidaknya sampai sekarang,” tukasnya. Dalam surat keputusan itu, nantinya ada penambahan kelas khusus olahraga di SMPN 4. Daerah lain sudah banyak yang menjalankan kelas olahraga ini. Kelas olahraga menjadi evaluasi Disdik dalam pelaksanaan PPDB tahun 2017. Ke depan, pembahasan seluruh hal terkait PPDB, harus sudah selesai saat perwali disahkan dan berlaku. Sementara itu, Kepala SMPN 4 Kota Cirebon Tomi Iplaludian SPd MM saat dikonfirmasi tentang kesanggupan menerima kelas olahraga di tengah kuota sudah penuh, belum memberikan tanggapannya. Saat dihubungi melalui nomor teleponnya dalam keadaan aktif, namun tidak mengangkat. Begitupula saat di sms, sampai berita ini diturunkan, Tomi Iplaludin belum kunjung mengirimkan balasannya. Terpisah, Pengamat Pendidikan, Indra Yusuf menilai, jika kelas khusus para atlet olahraga dibuat, momennya kurang tepat. Apalagi pendaftaran PPDB sudah ditutup. \"Kurang tepat ya momennya. Kenapa kebijakannya tidak dibuat dari awal sebelum masa pendafataran? Ini kan kesannya jadi seolah- olah kelas itu untuk mengakomodir pihak-pihak tertentu,\" ujar Indra yang juga penulis buku \"Quo Vadis Pendidikan Kita? (Refleksi Satu Dekade Menyuarakan Pendidikan\" itu. Indra menambahkan, keberadaan kelas khusus atlet berprestasi memang sangat baik. Artinya, sekolah yang memiliki kelas tersebut dapat berkembang, tidak hanya akademik, tapi juga non akademik. \"Sebetulnya bagus kelas khusus atlet. Sekolah jadi punya potensi untuk berkembang lewat prestasi anak didiknya yang fokus di bidang olahraga,\" terangnya. (ysf/mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: