Berwisata Sambil Belajar, Ayo Ajak Keluarga ke Museum Maneungteung Sakti
TEMPAT ini mungkin bisa jadi salah satu destinasi wisata. Jika tidak bisa berlibur keluar kota dan hanya punya sedikit waktu, kunjungi Museum Maneungteung Sakti (MMS) di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon. Lokasinya tidak jauh dari kantor kecamatan. Tepatnya, persis di belakang kantor Kecamatan Waled. Pilihan benda peninggalan di MMS tidak banyak. Koleksi pada museum tersebut dipamerkan hanya dalam satu ruangan saja. Mayoritas, koleksi benda bersejarah ada di ruang pamer. Seperti fosil dari kerang atau molusca yang sudah berumur jutaan tahun. Ada juga batuan unik dan sejumlah fosil kayu. Dari sekian koleksi yang ada di museum tersebut, yang paling unik adalah batu gamelan. Susunan batu yang berada di salah satu sudut museum itu, jika dipukul dengan kayu, bisa mengeluarkan bunyi-bunyian dengan suara berbeda. “Yang paling unik mungkin batu gamelan. Kalau dipukul keluar suara. Jika memadukan suaranya dengan benar, bisa seperti gamelan,” ujar Engkus, tenaga umum pada Kecamatan Waled. Selain keberadaan batu gamelan tersebut, ada juga fosil kepala buaya berukuran besar. Serta sejumlah jenis batuan, koin kuno, mata uang lawas, dan lain-lain. Benda-benda tersebut rata-rata diperoleh dari sejumlah perbukitan dari wilayah Waled dan sekitarnya. “Sampai sekarang masih sepi. Untuk ticketing juga belum ada. Belum dikelola secara professional. Kalau untuk liburan mungkin akan cepat terasa bosan. Tapi kalau untuk penelitian dan wisata edukasi, di sini sangat tepat,” terangnya. Camat Waled H Khamim mengatakan, banyak potensi yang bisa dikelola dan dikembangkan di Kecamatan Waled. Salah satunya keberadaan museum yang bisa digunakan sebagai sarana belajar dan mengenal sejarah. “Kalau untuk pengembangannya, kita koordinasi dengan Disbudparpora Kabupaten Cirebon. Leading sector-nya di sana. Kita sifatnya membantu menyiapkan tempat,” ujarnya. Khamim berkeinginan, seluruh pelajar di Kabupaten Cirebon bisa berkunjung ke museum tersebut untuk melihat secara langsung benda-benda pra sejarah. “Kalau ke museum itu memang wisata edukasi. Target kita tentunya pelajar dan peneliti. Ke depan, akan kita lengkapi dengan sejumlah fasilitas lain sebagai pendukung,” katanya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: