Pasar Darurat Tetap di Jl Kanoman-Winaon
CIREBON – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar bersama investor PT Inti Utama Raya melakukan musyawarah dengan para pedagang dan pemilik toko. Dalam pertemuan itu disepakati pasar darurat akan ditempatkan pada sekitar Jl Kanoman-Winaon. Dalam rapat yang digelar di aula kantor Perumda Pasar Jalan Kesambi tersebut, sempat disampaikan beberapa masukan dari para pemilik toko yang berada di Jalan Kanoman, Winaon, Lemahwungkuk, dan Jalan Pecinan. Keempat jalan yang berada di sekitar Pasar Kanoman itu akan menjadi lokasi darurat selama pembangunan berlangsung. “Selama ini kami belum pernah diajak dialog. Pasar darurat ini akan mengganggu toko kami,” ucap salah seorang pemilik toko, Giok. Perempuan berambut putih itu berharap pasar darurat di lokasi lain. Hal senada disampaikan Sofyan, pemilik toko yang menjual minyak sawit di Jalan Lemahwungkuk. Dia khawatir pasar darurat menutup akses jalan untuk bongkar muat minyak sawitnya. Pada sisi lain, Sekretaris IPP Pasar Kanoman, Maman mengungkapkan, pedagang meminta pasar darurat tidak jauh dari lokasi lama. Pasalnya kalau berpindah jauh, akan menyulitkan pembeli. Karena itu, IPP sangat keberatan bila lokasi darurat ditempatkan jauh dari lokasi awal. “Kalau jauh, 1.400 pedagang bisa kehilangan pelanggan. Kami ingin pasar darurat di sekitar Kanoman saja,” tukasnya. Direktur Operasional PT Inti Utama Raya Jakarta Suhendro mengatakan, pembangunan revitalisasi Pasar Kanoman diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu satu tahun. Sepanjang itu, pasar darurat akan diberlakukan di sekitar Kanoman. Dia akan berkoordinasi dengan Perumda Pasar dan SKPD terkait di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon, agar akses jalan dan tempat pembuangan sampah (TPS) pasar darurat dibuat nyaman. “Kami sudah memikirkan itu. Dengan pedagang dan Keraton Kanoman sudah selesai. Tinggal pembangunan saja,” terangnya. Sementara Direktur Utama Perumda Pasar Kota Cirebon Akhyadi mengungkapkan, secara umum pembangunan pasar merupakan domain investor dengan Keraton Kanoman. Rapat yang dipimpinnya tersebut sebagai jalan tengah menyelesaikan persoalan sosial agar seluruh masukan terakomodasi. “Untuk waktu pembangunan, dapat dilaksanakan tahun ini. Tapai saya berharap dimulainya setelah FKN (Festival Keraton Nusantara),” katanya. Meski demikian, untuk lokasi pasar darurat kapasitasnya hanya 1.200 pedagang. Lapak yang disediakan tidak mampu menampung 1.400 pedagang yang ada. Dari perencanaan yang dibuat, Jalan Kanoman diperkirakan menampung 750 los, Jalan Winaon 37 kios, Jalan Pecinan 83 kios dan Jalan Lemahwungkuk 330 kios. Totalnya ada 1.200 kios dan los. “Sisanya, akan ditempatkan pada lokasi tersebut dengan pengaturan yang akan disesuaikan,” jelasnya. Akhyadi mengaku, Perumda Pasar sudah menelusuri beberapa lokasi. Mulai lapangan Kebumen hingga Terminal Harjamukti yang pernah menjadi pasar darurat Jagasatru. Sayangnya, tidak satu pun yang memenuhi syarat untuk pasar darurat. Di Lapangan Kebumen rencananya akan dibangun taman. Terminal Harjamukti juga dalam waktu dekat akan direnovasi. Akhirnya kembali ke pilihan awal disekitar Kanoman. Setelah pembangunan, pasar tradisional itu mampu menampung lebih dari 400 parkir motor. Hal ini menjadi solusi, karena Pasar Kanoman terkendala parkir yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Akhyadi berharap pemilik toko di sekitar pasar darurat dapat menerima kondisi ini selama pembangunan berlangsung. Kedua pihak baik pemilik toko maupun pedagang Pasar Kanoman, harus saling menghormati dan memberikan toleransi. Tujuannya kedua pihak dapat menjalankan usaha dengan baik dan tetap berjalan seperti biasa. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: