Terpidana Teroris Kabur dari Penjara
JAKARTA- Pengamanan rutan narkoba Polda Metro Jaya benar-benar harus dievaluasi. Sistem kontrol yang longgar berakibat fatal. Seorang terpidana kasus terorisme Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo berhasil lolos dari rutan dengan menyamar sebagai perempuan bercadar. Kejadian itu sebenarnya sudah berusaha ditutupi polisi, namun kemarin akhirnya bocor ke media.\"Memang betul, pada Selasa 6 November kemarin sekitar pukul 11.30 terpidana melarikan diri,\" ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin (7/11). Tim Densus 88 sekarang masih melakukan pengejaran di sejumlah tempat. \"Dia diduga melarikan diri dengan menyamar sebagai wanita bersama para pembesuk,\" katanya. Tiap Selasa dan Jumat memang hari besuk tahanan. Selama ini, para terpidana kasus terorisme dititipkan di rutan narkoba Polda Metro Jaya. Termasuk, Ali Imron. Dari catatan presensi jam besuk, diketahui ada 23 nama yang datang menjenguk pada Selasa lalu. \"Sekarang masih dicek lagi. Di situ ada data , mereka kan juga menulis identitas dan alamat,\" kata mantan Kanit Negosiasi Densus 88 Polri ini. Polri menduga ada oknum pembesuk yang secara sistematis menyusupkan kostum dan cadar ke dalam ruang tahanan. \"Kita akan dalami lagi,\" tambahnya. Roki alias Atok bukan orang sembarangan. Pada Januari 2010, di masjid Madinatun Nabawiyah Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, dia mengumpulkan 11 orang pemuda. Mereka belajar agama pada seorang bernama Musab. Buku yang digunakan adalah petunjuk jihad Al Qaeda. Lalu, Atok memimpin kelompok ini dan memberinya nama kelompok Ightiyalat atau pembunuh senyap. Mereka juga berlatih merakit bom dengan instruktur Soghir (mantan napi bom Kedubes Australia) pada Mei 2010. Pada Desember 2010 mereka mulai beraksi dengan memasnag bom di pos polisi Delanggu, lalu Goa Maria, gereja Manjung, dan gereja Polanharjo, Klaten. Roki tertangkap dan akhirnya divonis enam tahun penjara pada Desember 2011 di PN Jakarta Barat. Boy menjelaskan , pengejaran juga akan meminta keterangan dari keluarga dan kenalan-kenalan Atok. \"Itu teknis dan strategi penyidikan,\" katanya. Terhadap sistem pengamanan di penjara, Boy menjelaskan Polda Metro Jaya akan melakukan evaluasi menyeluruh. \"Termasuk, pada petugas saat itu,\" katanya. Secara terpisah, seorang perwira analis tim anti teror menilai kaburnya Roki ini terencana dengan baik. \"Tidak mungkin tanpa dibantu pihak luar,\" katanya. Kelompok pendukung selama ini susah dijerat hukum. \"Mereka ini pro terorisme tapi tidak bisa kita sentuh karena keterlibatannya susah dibuktikan secara hukum,\" katanya. Dia melanjutkan, Atok diperkirakan masih berada di daerah Jakarta dan sekitarnya. \"Tidak mungkin dia kembali ke basisnya di Solo. Mungkin dia lari mencari perlindungan ke kantong kantong eks Darul Islam di Jawa Barat. Ini masih kita cari,\" katanya. (rdl/nw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: