Ajak 10 Anggota Keluarga Daftar Swissindo, Nono Gigit Jari saat di Bank

Ajak 10 Anggota Keluarga Daftar Swissindo, Nono Gigit Jari saat di Bank

CIREBON - Nono (45) terlihat begitu kesal. Setelah menunggu bersama ratusan rekannya, uang yang ia tunggu dari Bank Mandiri tak bisa dicairkan. Ia pusing. Harapannya bisa membeli rumah dari pencairan Bank Mandiri urung dilakukan. Bukan tanpa sebab Nono batal membawa pulang uang dari Bank Mandiri. Yang ia bawa pada Jumat lalu (18/8) itu bukan ATM, chek, giro ataupun buku tabungan. Nono pun bukan nasabah Bank Mandiri. Saat itu Nono hanya membawa selembar surat kuasa dari UN Swissindo yang di dalamnya menyatakan bahwa pemegang surat tersebut berhak mendapatkan uang sebesar Rp15 juta per bulan. ”Saya nunggu berjam-jam di Bank Mandiri, saya bawa surat yang dari Swissindo. Sama yang lain juga, istri saya juga ikut, ada ratusan orang saat itu,” ujarnya kepada Radar. Namun oleh pihak bank, surat yang dibawa Nono tidak diterima. Pihak bank menegaskan bahwa mereka tidak punya kerjasama apapun dengan UN Swissindo. “Kita di situ bingung. Baru sadar di situ, baru tahu kalau ini penipuan,” imbuhnya. Dijelsakan Nono, Ia pertama kali kenal UN Swissindo setelah salah satu tetangganya membuak gerai atau tempat pendaftaran untuk bergabung dan langsung mendapat surat kuasa M1 yang bisa langsung dicairkan di Bank Mandiri. “Yang buka tetangg saya, di Jl Ampera Kota Cirebon. Karena yang buka tetangga, maka saya percaya. Memang tidak ada pungutan paksaan. Kita hanya menyerahkan uang sekadarnya saja, dari mulai Rp10 ribu sampai Rp20 ribu untuk selembar surat kuasa,” katanya. Dia pun berencana melaporkan hal tersbeut kepada pihak kepolisian untuk mencegah jatuhnya korban lagi. Menurutnya, bukan perkara soal kerugian yang hanya sedikit, namun akibat mengurus surat kuasa M1 ia harus kehilangan waktu yang tidak sedikit. “Nyita waktu. Ada 10 saudara saya yang ikut daftar. Selain saya dan anggota keluarga, juga banyak lagi yang lainnya yang daftar. Sama prosesnya, mendaftar dengan menyerahkan uang sebagai tanda terima kasih mulai dari Rp10 ribu sampai Rp20 ribu,” paparnya. Nono sendiri sebenarnya sudah curiga jika surat kuasa tersebut tidak bisa digunakan. Bahkan saat awal-awal diajak pun ia sebenarnya sudah bisa merasakan kalau ada yang tidak beres dalam program tersebut. “Saya juga tak percaya awalnya. Karena uang siapa juga yang mau dibagi-bagikan. Cuma karena tidak dipungut biaya dan hanya menyerahkan seikhlasnya, ya saya ikut saja. Daripada nanti benar dan saya telat daftar kan malah gak dapat. Persoalannya saya juga di sini ajak keluarga besar,” ungkapnya. Menurut Nono, sejumlah warga yang tidak terima pun sempat mendatangi kantor gerai UN Swissindo di Jl Ampera. Mereka mempertanyakan kejelasan dan kelanjutan nasib uang yang dijanjikan itu. “Kemarin tempatnya digeruduk. Kata pengelolanya diundur pencairannya satu bulan ke depan. Ya ada yang masih percaya dan masih berharap. Tapi kalau saya sudah gak percaya lagi, sudah jelas penipuan,” bebernya. Dia pun meminta pihak kepolisian untuk memproses kasus tersebut, baik berdasarkan laporan maupun temuan langsung di lapangan. Karena hal tyersebut sudah membuat resah masyarakat. “Jangan sampai menyebar, ini harus diproses. Sudah bikin resah, karena informasinya tidak benar,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: