Sebagian Segel Gula Petani Dibuka, Hasil Lab Masih Rahasia
CIREBON - Sebagian PPNS PK line Kemendag RI yang sebelumnya digunakan untuk menyegel ribuan ton gula petani di gudang B PG Sindanglaut mulai dilepas. Pelepasan tanpa koordinasi itu membuat sejumlah petani kebingungan. Pihak Kemendag tidak secara gamblang menyebutkan alasan dibukanya sebagian segel tersebut. “Sebagian lagi masih disegel. Kita belum tahu hasil lab, hanya katanya-katanya saja. Kita tidak pernah bertemu langsung atau berkomunikasi dengan Kemendag,” ujar Wakil Ketua DPD APTRI Mae Azhar, kemarin. Segel tersebut dilepas oleh tim dari Kemendag RI pada Sabtu (27/8). Dari empat sampel gula yang diperiksa, kabarnya hanya ada dua sampel gula yang kualitasnya berstandar SNI dan boleh beredar di pasar, sementara dua sampel lagi harus diproses ulang untuk memenuhi target SNI dan layak konsumsi. “Ya begitu. Informasi yang kita terima, ada dua sampel yang hasilnya bagus, sementara dua lainnya hasilnya di bawah standar dan harus diproses ulang. Ini yang tidak kita mengerti. Padahal ini gula ya gula kita, tapi kita tak mendapatkan penjelasan secara utuh terkait persoalan ini,” tegas Azhar. Dari informasi yang berkembang, kata Azhar,Kemendag sudah memiliki hasil tes sampel gula yang sebelumnya diambil pertengah Agustus 2017. Kemendag memakai ICUMSA, yakni salah satu parameter untuk melihat kualitas gula ditinjau dari warna yang menunjukkan kualitas warna gula dalam larutan. “Masih kata-katanya. Karena tak ada penjelasan langsung ke kita,” sambung Azhar. Dalam persoalan gula ini, masih kata Azhar, pihak yang paling dirugikan adalah petani. Oleh karena itu, sejak kemarin 1.000 petani akan tetap menuju Istana dan bergabung dengan ribuan petani lainnya se Indonesia untuk menyampaikan persoalan dan kisruh gula langsung kepada Presiden Jokowi. “Agenda kepung istana tetap kita jalankan, itu sudah keputusan DPN APTRI. Tuntutan kita pemerintah harus peka terkait banyaknya persoalan yang membelit petani tebu. Selain itu, kita juga menunutut kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan gula harus pro kepada petani,” ujarnya. Hal tersebut menurut Azhar merujuk pada maraknya peredaran gula rafinasi yang semakin menggencet produksi gula local. Padahal salah satu program Jokowi adalah Indonesia bisa swasembada pangan, termasuk gula. “Kita juga mau tanyakan langsung ke Presiden, sebenarnya rencana pemerintah untuk petani tebu seperti apa? Mau dibawa ke mana petani tebu? Kalau mau swasembada gula, ya harus komitmen dong. Stop gula rafinasi, sejahterakan petani tebu dan dukung industri gula lokal,” bebernnya. Sementara itu, Kepala Gudang B PG Sindanglaut, Tamin saat ditemui Radar mengatakan di gudang tersebut ada empat jenis gula yang disegel oleh PPNS Kemendag RI. Keempat jenis gula tersebut adalah gula produksi tahun 2016 yang merupakan milik salah satu pengusaha yang menitipkan gula di gudang tersebut. Gula itu hasil produksi bulan Juni, produksi bulan Juli dan produksi bulan Agustus. “Saat itu petugas hanya melihat dan kemudian meraba gula dan langsung megambil sampel,” kata Tamin. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: