Aneh, Lulusan SMK Penyumbang Pengangguran Tertinggi

Aneh, Lulusan SMK Penyumbang Pengangguran Tertinggi

  CIREBON - Dari 7 juta pengangguran di Indonesia, 9 persennya lulusan SMK. Padahal dengan spesifikasi pembelajaran semestinya lulusan bisa terserap lapangan pekerja. Wakil Kepala SMKN 1, DR Raswa mengungkapkan, perlu ada job matching. Sehingga menjadi solusi untuk tamatan SMK. \"Dari 30 SMK yang menggelar job matching di Indonesia, kami bersyukur menjadi salah satunya. Nanti juga ada seminar untuk solusi tamatan SMK,\" ujar Raswa, di acara Bulan Rekrutmen Tamatan SMK. Mengacu hasil statistik pengangguran, Raswa menegaskan betapa pentingnya job matching. Apalagi, gelaran ini berlangsung sebulan dan ada 50 industri yang datang termasuk bursa kerja khusus (BKK). Dengan upaya-upaya ini, diharpakan alumni SMK tidak menganggur. \"Tujuan dari acara ini adalah mempertemukan tamatan SMK yang belum bekerja dengan perusahaan yang sedang mencari pekerjaan,\" tuturnya. Di tempat yang sama, Kepala Balai Pendidikan Jawa Barat wilayah Cirebon,  Dewi Nur Hulaela menjelaskan, SMK adalah BKK yang bisa menyalurkan bursa kerja,  jadi SMK harus mampu memasarkan hasil didikannya dan sekolah dianggap berhasil bisa mampu memasarkan siswanya masuk ke dunia kerja. Untuk itu, Dewi berharap sekolah mendidik siswa dengan kurikulum sudah berbasis industri. Sehingga saat lulus sudah memenuhi standar. Tidak hanya bekal pendidikan praktik dan teori di sekolah, tapi disesuaikan harapan industri. Siswa diseleksi berdasarkan standar industri. “Lulusan SMK jangan menjadi beban pemerintah, jangan menambah pengangguran,\" tandasnya. Dewi juga tidak menampik jumlah lulusan SMK yang nganggur cukup banyak. Padahal  pemerintah ingin memperbanyak SMK  dengan tujuan mengurangi pengangguran. Di Jawa Barat sendiri, saat ini ada 250  SMK. Kemudian berkembang dari 26 program keahlian sekarang menjadi 43 program keahlian. (abd)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: