Soal SD Negeri Pekantingan Ambruk, Disdik Tak Boleh Lepas Tangan
CIREBON - DPRD Kabupaten Cirebon menilai dua ruang kelas SDN 2 Pekantingan, Kecamatan Klangenan, bukan sepenuhnya kesalahan konsultan. Sebab, ada peran Dinas Pendidikan dalam mengarahkan titik-titik mana saja yang harus direhab. Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H Mustofa SH mengatakan, Dinas Pendidikan tidak boleh lepas tangan atas kejadian ambruknya dua ruang kelas yang baru dibangun 1,5 tahun lalu. Artinya, Disdik bertanggung jawab secara modal sebagai pengguna anggaran, meskipun dilakukan oleh swakelola. \"Artinya, hasil pekerjaan itu harus ada pertanggujawabannya. Kalau tidak demikian, maka setiap pengerjaan akan dilakukan seenaknya saja. Kalau memang ada kesalahan kontruksi, laporkan kejadian tersebut untuk diproses secara hukum,\" ujar pria yang akrab disapa Jimus itu kepada Radar, Jum\'at (15/9). Menurutnya, saat serah terima aset usai dilakukan pembangunan, Dinas Pendidikan harus mengevaluasi hasil kerjaan yang sudah dilakukan oleh pihak pelaksana. Untuk melihat hasil pembangunan yang dinilai asal ini, kata Jimus, pihaknya akan menginstruksikan Komisi IV melakukan investigasi, mengingat usia bangunan belum genap 2 tahun. \"Kami menduga ada indikasi penyelewengan anggaran. Hal itu diperkuat dengan buruknya kualitas bangunan dua ruang kelas,\" tegas Politisi PDI Perjuangan itu. Terpisah, Pengamat Kebijakan Publik, Ivan Maulana mengatakan, semua rehab sekolah di tahun 2015 itu dilakukan swakelola oleh pihak sekolah. Jika memang hasilnya buruk, maka ia menilai lemahnya pengawasan dari Dinas Pendidikan dari bagian Sarana dan Prasarana (sarpras) saat proses pembangunam berlangsung. \"Harusnya rehab sekolah itu dikawal agar tidak terjadi seperti ini,\" tuturnya. Sebelumnya, s Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon enggan disalahkan atas ambruknya dua lokal bangunan kelas di SDN 2 Pekantingan, Kecamatan Klangenan. Disdik menilai kualitas bangunan yang dibangun rekanan rekanan tidak sesuai dengan perencanaan yang dilakukan oleh pihak konsultan. \"Awal dari perencanaan, pihak konsultan tidak matang karena hanya melihat dari fisik luarnya saja. Tidak melihat dalam plafon yang diketahui sudah retak dan dimakan rayap. Kondisi itu diketahui setelah kami mengecek ke lapangan,\" kata Kepala Dinas Pendidikan, Asdullah Anwar. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: