Investor Timur Tengah Kumpul di Gedung Sate, Jajaki Proyek BIJB

Investor Timur Tengah Kumpul di Gedung Sate, Jajaki Proyek BIJB

BANDUNG – West Java Investor Forum yang digelar di Bandung, Senin (9/10), langsung berdampak pada proyek-proyek strategis di Jawa Barat. Salah satunya yakni investor di negara-negara Timur Tengah (Timteng) dan Malaysia mulai menjajaki dan akan mengunjungi proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati, Majalengka. West Java Investor Forum yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) berkat kerja sama dengan Islamic Corporation for Development of the Private Sector – Islamic Development Bank (IDB) dipusatkan di Gedung Sate. Para pengusaha di negara-negara kaya asal Timur Tengah, OKI dan Malaysia turut dalam forum tersebut. “Mereka pada mau datang. Kalau sudah lihat pasti lebih tertarik lagi. Beberapa, dari Malaysia Airport (Pengelola Kuala Lumpur Internasional Airport) yang akan ke sana,” kata Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Eka Putra usai menghadiri West Java Investor Forum. Dalam kesempatan tersebut, Virda turut memaparkan proyek senilai Rp 2 triliun pada para investor. Virda tentu menyambut baik kehadiran langsung para investor dari beberapa negara untuk bisa turut mengembangkan sisi darat bandara. Pasalnya, BIJB yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2018 masih banyak yang bisa dikembangkan terutama kawasan komersil.‎ ‎”Siapa tahu bisa temukan peluang kerja sama. Karena pada dasarnya bandara ini beroperasi dengan minimum operation. Karena masih mencari mitra untuk tenant, IT, pengelolaan limbah, pendukung-pendukung lainnya ya. ‎Kita siapkan sekarang hanya kebutuhan basic saja yakni bandara,” terangnya.‎ ‎ Belum lagi Kawasan Aerocity yang akan terintegrasi dengan bandara untuk pengembangan perekonomian di sekitarnya. Menurut Virda, kawasan Aerocity yang diperkirakan menelan Rp 10 Triliun untuk pembebasan kawasan tentu akan membutuhkan banyak investasi yang masuk. ‎ “Belum lagi aerocity, ada yang ditawarkan di area komersial. Ini aerocitykan paling besar. Kita inikan untuk membangun kawasan baru saja. Untuk pembebasan lahan saja kebutuhannya bisa mencapai Rp 10 triliun belum untuk bisnis di dalamnya,” ujarnya.‎ Alwi Shihab selaku utusan khusus Presiden RI untuk negara Timur Tengah mengatakan, IDB selaku lembaga keuangan internasional sendiri memiliki anggaran 5 miliar USD untuk ‎diinvestasikan. Anggaran itu juga bisa digunakan untuk beberapa proyek stretegis di provinsi terbesar di Indonesia tersebut. Menurutnya negara-negara di Timur Tengah cukup tertarik dengan proyek di Jabar. “Jabar adalah tempat yang mereka minati dari kultur, lebih dekat ke jiwa orang Timur Tengah, ketimbang investasi di Bali. Ini keunggulan harus ditunjukan,” imbuhnya. Dia ‎berharap, pemerintah daerah bisa mengambil peluang kerja sama ini dimana IDB dan ICT bisa menjadi entitas. “Sekarang kita bersama-bersama Pemda memberi penjelasan apa saja yang menjadi prioritas dan diberikan pada investor dalam rangka memuluskan rencana mereka,” jelasnya. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan, kehadiran para investor asal Timur Tengah ke Jabar tentu bisa menjadi angin segar. Pemprov Jabar yang juga sekaligus pemilik saham mayoritas BIJB terus menggenjot kepariwisataan dan juga infrastruktur dibeberapa daerah. ‎ ”Kalau dilihat proyek yang ada disini banyak. LRT Bandung Raya, Cirebon Raya, BIJB, dan juga beberapa ruas jalan tol. Ini yang kita harapkan ke depan tumbuh kembang kepariwisataan di Jabar. Secara kultur kita juga enggak beda sama Timur Tengah. Ke depan kita juga ingin halal life style karena pasar besar. Investasi dari negara-negara Islam sehingga kita tahu pengembangan ekonomi syariah,” imbuhnya. (yan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: