Kisruh Transportasi di Bandung Tak Perlu Dibawa ke Cirebon

Kisruh Transportasi di Bandung Tak Perlu Dibawa ke Cirebon

CIREBON- Langkah Pemkot Cirebon dalam mengatasi perseteruan transportasi online dan konvensional dengan kesepakatan damai diapresiasi Pemprov Jawa Barat. Bahkan, Pemprov Jawa Barat siap belajar ke pemkot Cirebon. Sejumlah sopir transportasi online dan konvensional menanggapi baik hal tersebut. Salah satu sopir angkot, Sodikin (32) mengaku sejak adanya kesepakatan damai, pihaknya bisa kembali mencari penumpang dengan tenang. “Selama kedua belah pihak menaati aturan yang sudah ada di kesepakatan damai, kita sama sama tenang cari penumpang,\" ujarnya. Meskipun, diakui Sodikin, pendapatan yang ia peroleh setiap harinya sejak ada transportasi online semakin berkurang. “Memang semakin ke sini orang juga sudah banyak yang punya kendaraan, ditambah ada online, tapi ya disyukuri aja masih dapat penumpang. Anak sekolah juga masih banyak yang naik angkot,\" ungkap sopir angkot D3 itu. Terkait aturan dari Dinas Perhubungan Jawa Barat yang sementara menghentikan transportasi online, Sodikin tak mau ambil pusing. \"Ya itu sih aturan pemerintah provinsi, mereka juga mungkin lagi cari solusi buat semua. Kita yang di daerah yang penting bisa kerja, dapat penghasilan,\" tuturnya. Sama halnya dengan sopir angkot lainnya, Naryo (43). Naryo mengakui bahwa penghasilan setiap hari memang berkurang jauh dari lima tahun ke belakang. Namun, kondisi Kota Cirebon yang sudah ada kesepakatan damai dengan transportasi online harus disyukuri. “Kota-kota lain masih banyak yang ribut, kita di Cirebon sudah aman saja syukur,\" ujarnya. Sopir angkot D8 itu mengatakan, keinginan sebagai pengemudi transportasi konvensional kedepan tak ada lagi konflik atau perseteruan dengan pihak online. Ia sepenuhnya menyerahkan kepada pemerintah dan kepolisian untuk menentukan kebijakan. \"Ke depan seperti apa ya kita nurut saja, asal aturan dan kebijakannya jelas, tidak berpihak, harus adil dan bermanfaat untuk semua,\" katanya. Sementara pengemudi transportasi online, Mohamad Ridwan (20) menilai Kota Cirebon sangat cepat mengatasi konflik. Menurutnya, kesepakatan damai yang dibuat bagus dan bisa ditiru daerah lain. Walaupun begitu, Ridwan menyarankan agar Dishub Jabar harus menyiapkan aturan yang jelas ke depannya. \"Pak walikota dan kepolisian Cirebon Kota saya rasa mempunyai keputusan tersendiri. Sekarang sudah damai, makanya saya gak ngerti kenapa Dishub Jabar mengeluarkan statement itu. Kalau konfliknya di Bandung, sebenarnya tidak dijadikan sebagai landasan untuk melarang semua ojek online beroperasi di Jawa Barat,\" ujarnya. Untuk itu, pria yang tergabung dalam Driver Cirebon Selatan (DCS) itu masih tetap beroperasi. Ia mengajak kepada seluruh driver untuk mengedepankan kesopanan dan kejujuran selama beroperasi melayani penumpang. \"Kita sudah saling damai dengan konvensional, tinggal bagaimana kita menaati aturan dan tentu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat,\" tuturnya. Senada dengan yang disampaikan Bepsi Maulana, driver online lainnya. Bepsi mengatakan, driver online akan tetap beroperasi seperti biasa. Karena sudah ada kesepakatan damai. Ia pun berterima kasih kepada pemerintah kota, kepolisian, dan instansi terkait yang sudah menjembatani antara pegiat  transportasi online dan konvensional. \"Kita berharap semoga Dishub Jabar dapat mencontoh kota kami, Cirebon yang sudah mencapai kesepakatan agar  online dapat berjalan beriringan dan tidak ada yang dirugikan lagi,\" ujarnya. Bepsi pun mendukung sepenuhnya jika Pemprov Jabar mencontoh Kota Cirebon karena berhasil mendamaikan online dan konvensional. \"Agar tercipta suasana yang kondusif dan nyaman. Supaya semua para pengguna online gak takut atau ragu. Semua juga kembali pada usaha kita masing-masing, angkot dan transportasi umum lainnya sudah punya pasar sendiri, jadi gak perlu bergesekan,\" jelasnya. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: