Petambak Udang dan Ikan Gagal Panen Diduga Akibat Limbah Organik

Petambak Udang dan Ikan Gagal Panen Diduga Akibat Limbah Organik

CIREBON-Diduga terkena limbah organik yang mengaliri Sungai Winong, petambak di Desa Muara, Kecamatan Suranenggala mengalami gagal panen. Gagal panen ini, lantaran ikan dan udang yang ada di tambak, mati karena diduga keracunan limbah organik dari sungai yang masuk area tambak. “Sudah mendekati panen, namun ikan-ikan dan udang pada mati, karena terkontaminasi limbah organik,” beber Camat Suranenggala, Indra Fitriani MM kepada Radar. Fitri mengungkapkan, limbah organik tersebut mengalir melalui Sungai Winong yang melewati Desa Muara. “Air tambak ini dari laut bukan dari sungai. Tapi ketika kemarin hujan, itu air sungai yang sudah terkontaminasi limbah organik masuk dan tercampur dengan air tambak. Sehingga, ikan dan udang langsung keracunan dan mati,” tuturnya. Fitri sangat yakin air Sungai Winong terkena limbah, lantaran perubahan warna air. Biasanya, air sungai itu warnanya kecokelatan, tapi sekarang air berubah menjadi hitam pekat. Limbah tersebut diduga berasal dari pabrik spirtus Palimanan. Kondisi seperti ini, lanjutnya, sudah terjadi hampir dua minggu. “Sudah sekitar dua mingguan, tapi itu rutin setiap tahunnya. Ketika pabrik spirtus itu sudah mulai produksi, maka Sungai Winong di sini langsung berubah menjadi hitam dan ikan juga pada mati. Tapi kalau lagi nggak produksi, maka kondisi air Winong normal seperti biasa lagi,” ujarnya. Pihaknya sudah melaporkan kejadian ini kepada DLHD Kabupaten Cirebon. Pihak DLHD pun, sambungnya, sudah datang dan mengambil sample untuk diteliti di laboratorium, apakah benar mengandung limbah organik atau ada sebab lain. Tinggal menunggu hasil lab dari DLHD. Menurut Fitri, jika memang disebabkan limbah organik, maka ke depan akan berpengaruh kepada lahan pertanian di Suranenggala, khususnya di Desa Muara.“Memang limbah organik ini sangat baik untuk tanaman. Tapi limbah organik juga sangat disukai oleh wereng. Makanya, kalau limbah organik dari sungai masuk ke pengairan pertanian, maka tentu pertanian akan diserang lebih banyak lagi oleh wereng. Karena ada limbah organiknya, sehingga menjadi daya tarik wereng. Untungnya, baru September kemarin pertanian di Suranenggala baru panen,” tuturnya. Fitri mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah mendata total kerugian petani tambak yang gagal panen. Dia belum bisa memprediksi berapa kerugiannya, karena sampai saat ini, masih melakukan pendataan. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: