Hiswana Ancam Putus Hubungan Usaha dengan Agen dan Pangkalan Nakal

Hiswana Ancam Putus Hubungan Usaha dengan Agen dan Pangkalan Nakal

CIREBON - Kenakalan para pelaku usaha gas elpiji masih menghantui masyarakat Kabupaten Cirebon. Tidak sedikit masyarakat yang dirugikan atas ulah agen dan pangkalan gas mengurangi isi tabung. Atas dasar itu, Hiswana Migas Cirebon mengancam akan Putus Hubungan Usaha (PHU), jika ada agen dan pangkalan gas elpiji 3 kg yang diketahui melakukan penyelewengan. Kabid LPG Hiswana Migas Cirebon, Fauzi Hasan menyampaikan, sebelum mengambil tindakan pemutusan, pihaknya terlebih dahulu memberikan teguran, peringatan sekaligus pembinaan. Namun, jika penyelewenagan itu kembali terulang, maka pihaknya terpaksa tegas dengan mengeluarkan PHU. “Sejauh ini, sudah banyak pangkalan maupun agen yang kita skors karena menyeleweng. Bahkan sudah banyak juga yang di-PHU. Jadi, kita tidak main-main di sini. Apalagi terbukti menyeleweng,” tegas Fauzi kepada Radar, usai menerima kunjungan kerja rombongan Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon di kantor Hiswana Migas, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Sejauh ini, pendistribusian yang dilakukan para agen dan pangkalan gas setiap harinya, kata Fauzi, diawasi oleh Pertamina dengan menggunakan sistem monitoring elpiji 3 kg. “Khusus untuk pendistribusian gas elpiji 3 kg di Kabupaten Cirebon, setiap harinya rata-rata 1.655.000 tabung dari 1.350 pangkalan,” ungkapnya. Sementara itu, Sales LPG Pertamina Rayon X, Wilson Adi Wijaya menambahkan, jika terdapat agen atau pangkalan gas yang terbukti menyeleweng, maka pihaknya tak segan-segan memberikan sanksi sesuai proporsinya. “Kita akan cek kontraknya seperti apa? Dan kita akan memberikan sanksi tegas. Dari mulai skorsing sampai di-PHU. Itu sudah tertera dalam kontrak perjanjian,” singkatnya. Terpisah, Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Aidin Tamim mengatakan, kenakalan para pelaku usaha gas di pangkalan dan agen harus ditindak tegas oleh pihak Pertamina maupun Hiswana Migas. Sebab, banyak ditemukan agen dan pangkalan gas yang mengurangi ukuran isi gas. “Kenakalan agen dan pangkalan itu mengurangi timbangan gas. Yang tadinya  3 kg dikurangi 2-5 ons menjadi 2,5-2,8 kg. Pengurangan isi gas ini pun diakui oleh Hiswana Migas saat rapat membahas soal kelangkaan gas elpiji 3 kg,” bebernya. Politisi PKS itu menyampaikan, kenakalan para pelaku usaha gas di pangkalan dan agen pun tak menutup kemungkinan seperti melakukan penimbunan yang mengakibatkan kelangkaan gas di masyarakat. “Kalau hasil inspeksi mendadak yang kita lakukan ke pangkalan-pangkalan dan agen gas, baru menemukan kenakalan pengurangan timbangan gas saja. Tapi tak menutup kemungkinan juga kenakalan lainnya seperti penimbunan,” pungkasnya. (sam)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: