Kiper Persela Meninggal 5 Menit sebelum Pertandingan Kontra Semen Padang Berakhir

Kiper Persela Meninggal 5 Menit sebelum Pertandingan Kontra Semen Padang Berakhir

PERSELA Lamongan dan LA Mania berduka. Kiper andalannya, Choirul Huda meninggal dunia setelah mengawal gawang Persela kontra Semen Padang di Stadion Surajaya, Surabaya, Minggu (15/10) sekitar pukul 16.45 WIB. Kepala unit Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soegiri, Lamongan dr Yudistiro Andri Nugroho (Spesialis Anastesi) memberikan pernyataan resmi terkait meninggalnya kiper Persela Lamongan Choirul Huda, Minggu (15/10) sore. Pernyataan tersebut diunggah pada situs resmi Persela Minggu malam. dr Yudistiro Andri Nugroho secara detail menjelaskan apa yang menjadi penyebab meninggalnya Huda. \"Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung. Oleh teman-teman medis di stadion sudah dilakukan penanganan pembebasan jalan napas dengan bantuan napas. Kemudian dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri. Di ambulance juga ditangani secara medis untuk bantuan napas maupun untuk penanganan henti jantung,\" kata dr Yudistiro. \"Sesampainya di UGD segera ditangani. Kami lakukan pemasangan alat bantu napas yang sifatnya permanen. Kami lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa napas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu kami harapkan melakukan pompa otak sama jantung,\" jelasnya, seperti yang dilansir JawaPos.com (radarcirebon.com). Menurut dr Yudistiro, sempat ada respons dari Huda dengan adanya gambaran kulit memerah. Hanya saja, kondisinya tetap semakin menurun. Menurut dr Yudistiro, kiper yang sudah mengabdikan 18 tahun kariernya untuk mengawal gawang Laskar Joko Tingkir -julukan Persela- ini meninggal dunia pukul 16.45. Huda meninggal lima menit sebelum pertandingan Persela kontra Semen Padang berakhir. \"Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama satu jam tidak ada respons. Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian kami menyatakan meninggal pada pukul 16.45. Kami sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda,\" tegas dr Yudistiro. \"Sesuai analisis awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher. Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan napas. Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti napas,\" jabarnya. \"Itu analisis awal kami, karena tim kami enggak sempat melakukan scaning, karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kami tidak bisa mengondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kami lebih menangani kondisi awal,\" tutupnya. Jenazah Choirul Huda saat ini sudah dikebumikan Minggu (15/10) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Huda dimakamkan di TPU Pagerwojo, Sukomulyo yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari rumah duka. (saf/JPC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: